TRIBUNJATENG.COM, SUMEDANG - Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon, tepatnya di depan SPBU Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, pada Selasa (10/6/2025) pagi.
Dua pelajar yang mengendarai sepeda motor meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kasat Lantas Polres Sumedang, AKP Dini Kulsum Mardiani, mengungkap kronologi kejadian setelah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca juga: Kecelakaan di Sukoharjo: Sopir Tidak Fit, Minibus Tabrak Pagar Rumah Warga Nguter
Dia mengatakan, kendaraan sepeda motor Honda BeAT bernomor polisi Z 6740 BD dikemudikan Adira Putra Pratama, memboncengkan Abdul Ghani.
Beat bertabrakan dengan truk boks Toyota Dyna bernomor polisi D 8226 VH yang dikendarai Nuryasin (46), warga Kampung Bringin, RT02/02, Desa Bringin, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
"Diduga korban mendahului kendaraan Daihatsu Taft bernomor polisi tidak tercatat yang berada di depannya.
Pada saat bersamaan dari arah berlawanan datang kendaraan truk boks Toyota Dyna bernomor polisi D 8226 VH yang dikemudikan Nuryasin.
Sehingga terjadi tabrakan antara kendaraan pejar itu dengan truk tersebut," kata Dini.
Dia mengatakan, kedua korban yang merupakan siswa SMK Informatika Sumedang ini telah dievakuasi dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Wirahadikusumah, Sumedang.
Korban pertama adalah Adira Putra Pratama yang berusia 17 tahun.
Dia merupakan pelajar asal Dusun Haurkuning, RT 02/ 03, Desa Haurkuning, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.
Korban kedua adalah Abdul Ghani Sudrajat berusia 16 tahun.
Abdul Ghani merupakan pelajar asal Dusun Sukaasih, RT01/07, Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.
Wanita Penjual Kerupuk Tewas Tertabrak KA
Kecelakaan maut juga terjadi di Kota Surabaya.
Wanita penjual kerupuk berinisial MSK (48) tewas tertabrak Kereta Api (KA) Ambarawa.
Kejadiannya di rel perlintasan sebidang dua jalur (double track) tanpa palang, kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, Rabu (11/6/2025) sore.
Saksi mata bernama Parto (28) mengungkap kronologi kejadian.
Semula, Parto melihat korban berjalan tepat di tengah jalur rel double track sisi selatan.
Korban tampak berjalan tepat di tengah menyusuri rel tersebut dari arah timur ke barat, serta menenteng puluhan renteng kerupuk kemasan.
Kerupuk kemasan plastik tersebut bakal dijajakan dengan cara dititipkan di hampir semua warung kopi (warkop) atau warung makan kawasan tersebut.
Kebiasaan itu, lanjut Parto, selalu dilakukan oleh korban hampir setiap hari.
Waktu untuk pengiriman kerupuk itu, selalu dilakukan pada sore hari.
Informasi yang diketahui Parto, sore hari itu, sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan sendirian mengantarkan dagangan kerupuknya.
Sejak siang hari, korban memasak kerupuk dagangannya itu dibantu oleh beberapa anaknya di rumah.
Setelah rampung memasak dan mengemas kerupuk tersebut dalam wadah plastik untuk dijual secara 'rentengan,' korban mulai mengantarkannya ke warung-warung di kawasan Kelurahan Manukan Wetan.
"Ibunya jalan sendirian bawa kerupuk. Kerupuk warna kuning.
Hampir setiap hari jualan.
Dan setiap sore selalu kirim kerupuk (ke warung-warung).
Kalau enggak laku, diambil lagi," ujar penjaga swadaya perlintasan rel KA sebidang tanpa palang itu, saat ditemui awak media di lokasi.
Di lain sisi, terdapat KA Ambarawa yang melintas di lajur sisi selatan.
KA tersebut melaju dari arah barat menuju ke timur.
Sebenarnya posisi dan arah korban berjalan berhadapan langsung dengan arah kedatangan kereta.
Namun, korban diduga terlambat menyadari adanya kedatangan kereta.
Ungkap Parto, kereta menyalakan klakson saat jarak antara lokomotif dengan tempat korban berdiri kian mendekat.
Tatkala mulai menyadari arah kedatangan kereta, korban mulai berusaha mempercepat langkah kakinya menepi serta keluar dari jalur rel, ternyata upayanya itu terlambat.
Laju kereta yang makin kencang dan membuat jarak aman di antara kedua objek tersebut makin pendek, tak pelak, tubuh korban tersambar kereta.
"Saya sudah teriak, 'Buk minggir, minggir.'
Kan yang jaga saya dan ibu saya, dianya itu kurang dengar, karena KA kencang. Saya sudah lihat ibu itu," pungkasnya.
Pantauan TribunJatim.com, suami korban, Samsul, mengaku baru memperoleh kabar bahwa istrinya menjadi korban kecelakaan di rel KA tersebut saat mengantarkan kerupuk dagangan.
Namun, ia belum dapat melihat kondisi sang istri yang diketahui sudah tidak lagi bernyawa.
"Saya baru pulang nukang, saya enggak tahu kondisinya gimana," ujar pria berkaus warna hijau itu kepada TribunJatim.com di dekat palang perlintasan sebidang.
Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 17.59 WIB, jenazah korban tergeletak di pinggiran rel KA. Jaraknya sekitar 25 meter dari titik perlintasan sebidang tanpa pos penjaga.
Jenazah korban belum dievakuasi karena masih menunggu Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya yang sedang menuju ke lokasi untuk melakukan visum dan olah TKP.
Diketahui, korban tewas di lokasi tersebut, usai tersambar KA Ambarawa, Relasi Semarang Tawang-Pasar Turi, Surabaya, yang melintas sekitar pukul 16.00 WIB.
Kemudian, sekitar pukul 18.05 WIB, beberapa petugas Tim Inafis mulai mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP.
Proses olah TKP dan visum luar terhadap jenazah korban berlangsung kurun waktu sekitar hampir 20 menit.
Kemudian, jenazah diangkut menggunakan kantong jenazah untuk dibawa mobil ambulans lalu dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo Surabaya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KRONOLOGI Kecelakaan Maut di Cimalaka Sumedang yang Tewaskan Dua Pelajar di Lokasi Kejadian
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 'Buk Minggir,' Teriakan Penjaga Perlintasan Lihat Penjual Kerupuk Tertabrak Kereta di Surabaya
Baca juga: Truk Semen Alami Kecelakaan hingga Terbalik di Persimpangan Jalan Wonogiri