Berita Blora

Blora Rawan Bencana Banjir dan Longsor, Warga dan Relawan Diberi Workshop Pencarian dan Pertolongan

Penulis: M Iqbal Shukri
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WORKSHOP KEBENCANAAN - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar workshop untuk warga dan relawan di wilayah Blora, Selasa (17/6/2025).(Iqbal/Tribunjateng)

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Fenomena kemarau basah yang terjadi saat ini membuat wilayah Kabupaten Blora masih dihantui potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor.


Karena itulah Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar workshop untuk warga dan relawan di wilayah Blora.


Kegiatan yang diikuti sekira 80 peserta ini digelar di Waroeng nDeso Todanan, Selasa (17/6/2025).


Dalam kegiatan ini, Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora serta Anggota Komisi V DPR RI, Haryanto yang membuka kegiatan ini secara resmi.


Haryanto mengatakan, Kabupaten Blora memang tergolong rawan bencana.


Karena itu, workshop pemberdayaan masyarakat di bidang pencarian dan pertolongan ini memang sifatnya urgen, sangat dibutuhkan.


"Kami di Komisi V DPR RI memang mitra kerja Basarnas. Maka kami mendukung kegiatan ini dan ikut hadir memotivasi para peserta. Supaya manakala ada bencana alam, tidak tertumpu pada institusi Basarnas saja. Masyarakat juga ikut peduli dan membantu," jelas Mantan Bupati Pati ini.


Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, menegaskan bahwa lokasi pelaksanaan workshop ini memang disesuaikan dengan kerawanan bencana yang ada, yaitu banjir.


"Kami, Basarnas, memiliki kewajiban memberikan ilmu dan pembekalan untuk masyarakat di wilayah terdampak, sehingga masyarakat punya ilmu bagaimana cara menyelamatkan diri dan membantu orang lain. Kami berikan materi tentang teknik pertolongan terhadap diri sendiri maupun orang lain," ucap dia.


Budiono mengatakan, workhop ini diikuti 80 peserta dari kalangan masyarakat umum dan relawan.


Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Blora, Mulyowati, membenarkan bahwa Blora memang termasuk daerah rawan kebencanaan.


Terlebih, kondisi cuaca saat ini tergolong ekstrem.


"Ini seharusnya sudah kemarau, tapi karena ada fenomena hidrometeorologi, curah hujan tidak bisa diprediksi, kemarau basah, maka potensi banjir dan longsor lumayan tinggi," ucap dia.


Mulyowati menambahkan, bahkan baru-baru ini total 61 desa/kelurahan yang tersebar di 14 kecamatan mengalami banjir bandang.


"Maka kami sangat mendukung kegiatan pelatihan para relawan ini, yang dikemas menjadi kesiap-siagaan menghadapi bencana. Paling tidak sebelum terjadi bencana banjir dan lainnya, semua sudah dilatih, relawan sudah siap siaga."


"Kami di BPBD Blora siap peralatannya, monggo (dimanfaatkan). Setelah ada pelatihan ini, tidak hanya teori, tapi ada praktiknya, sehingga peserta pelatihan benar-benar bisa dan siaga menangani situasi bencana," paparnya.(Iqs)

Berita Terkini