Sementara sesi dongeng mengajak peserta memahami berbagai bentuk cerita yang sarat pesan moral dan nilai perjuangan.
Menurut Dr. Rahman Afandi, Ketua Panitia sekaligus Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya Penginyongan UIN Saizu, hasil dari workshop ini tidak berhenti pada pelatihan saja.
Produk bahan ajar yang dihasilkan dari praktik menulis sesorah dan dongeng akan dibukukan. “Buku ini akan digunakan baik oleh kampus maupun oleh guru-guru Bahasa Jawa di wilayah Banyumas dan Penginyongan secara umum," ujarnya.
Setiap peserta juga akan mendapatkan e-book sebagai bentuk kontribusi nyata dari workshop ini terhadap penguatan materi ajar Bahasa Jawa.
Melalui integrasi nilai budaya Banyumasan ke dalam materi ajar, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru serta menjadikan pembelajaran Bahasa Jawa sebagai sarana efektif dalam menanamkan nilai budaya lokal sejak dini.