TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI, Ferry Juliantono, hadir dalam acara Relaunching Tribun Banyumas dan Talk Show Tribute to Margono Djojohadikusumo di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto.
Ia juga menjadi key note dalam kesempatan tersebut, saat berada di atas mimbar Wamenkop mengangkat pentingnya peran Banyumas dalam sejarah ekonomi kerakyatan Indonesia.
“Banyumas ini punya nilai sejarah luar biasa. Di sini lahir tokoh besar bangsa, Margono Djojohadikusumo, pencetus sistem ekonomi Pancasila dan pelopor pembangunan desa berbasis koperasi,” ujar Ferry, Kamis (13/6/2024).
Menurutnya, pemikiran Margono tentang ekonomi pedesaan yang inklusif masih sangat relevan hingga hari ini.
Konsep demokrasi ekonomi yang dirancang sang tokoh dituangkan dalam sistem koperasi, yang kini kembali digalakkan lewat program Koperasi Merah Putih.
“Di desa, wadah paling tepat untuk menjalankan demokrasi ekonomi adalah koperasi. Itu yang dulu diperjuangkan Pak Margono, dan sekarang dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto,” ucapnya.
Ferry menceritakan bahwa Margono, yang juga kakek dari Prabowo Subianto, tak hanya merintis lahirnya BNI, tapi juga membangun dasar ekonomi berbasis rakyat.
Semangat itulah yang kini diterjemahkan dalam langkah konkret dengan membentuk koperasi di seluruh desa di Indonesia.
“Sampai hari ini sudah terbentuk 80 ribu koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia. Rencananya, akan diumumkan resmi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 12 Juli mendatang,” tuturnya.
Program ini, kata Ferry, bukan sekadar simbol. Pemerintah melibatkan 18 kementerian dan lembaga, serta menggandeng seluruh kepala daerah dari gubernur sampai bupati untuk mendorong koperasi sebagai motor penggerak ekonomi desa.
Ferry juga menyoroti bahwa selama ini negara sudah menggelontorkan anggaran besar untuk mengatasi kemiskinan, tapi hasilnya belum maksimal.
“Masalah utamanya, kita tidak punya data yang valid. Tanpa data presisi, bantuan tidak akan tepat sasaran. Makanya koperasi ini hadir bukan hanya untuk menyalurkan, tapi membangun sistem ekonomi desa yang berkelanjutan,” jelasnya.
Koprasi Jadi Solusi Nyata
Menurut Ferry, koperasi Merah Putih bukan hanya urusan simpan pinjam. Di dalamnya ada aktivitas warung desa, apotek, logistik, hingga distribusi gas subsidi dan kebutuhan pokok. Semua dirancang agar desa bisa mandiri secara ekonomi.
Menurut di desa rantai distribusi cukup panjang, banyak tengkulak, bahkan masih marak rentenir dan pinjol. Lapangan kerja juga minim.