Ketika itu gongcik bukan hanya berfungsi sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai upaya pembekalan masyarakat untuk membentengi diri dari penjajah.
Selain itu juga sekaligus sebagai ajang dakwah dan syiar agama Islam.
Dia menambahkan, kesenian gongcik hingga saat ini masih eksis di desanya.
Menurutnya masih ada puluhan orang yang menekuni kesenian bela diri ini, termasuk generasi muda.
Ochenk berharap kesenian tradisional warisan leluhur ini bisa terus bertahan dan lestari di tengah maraknya budaya populer pada era modern ini. (mzk)
Baca juga: Komunitas Gandrung Sastra asal Pati Pentaskan Monolog dan Bedah Buku Kumcer "Jabrik" di Kudus