Jadwal Seimbang
Pertama, edukasi orang tua adalah kunci utama. Kampanye kesadaran yang masif perlu dilakukan untuk menginformasikan bahaya screen time berlebihan dan pentingnya interaksi nyata bagi perkembangan anak. Workshop, seminar, dan materi edukasi yang mudah diakses harus disebarluaskan.
Kedua, pembatasan screen time yang ketat dan konsisten. Orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu dan jenis konten yang boleh diakses anak. Penting untuk menciptakan jadwal harian yang seimbang antara waktu bermain, belajar, tidur, dan screen time (jika ada). Penerapan "zona bebas layar" di rumah, seperti saat makan atau sebelum tidur, juga sangat dianjurkan.
Ketiga, mendorong aktivitas alternatif yang berkualitas. Ganti screen time dengan kegiatan yang merangsang perkembangan anak, seperti bermain peran, membaca buku bersama, menggambar, bermain di luar ruangan, atau melakukan kegiatan seni. Menyediakan berbagai mainan edukatif dan mendorong interaksi dengan teman sebaya juga sangat penting. Contoh nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah membentuk playground komunal atau fasilitas bermain yang aman.
Keempat, jadilah teladan yang baik. Anak-anak belajar melalui observasi. Jika orang tua sendiri
terlalu sering terpaku pada gawai, anak cenderung meniru perilaku tersebut. Kurangi penggunaan smartphone di depan anak dan tunjukkan bahwa ada banyak cara lain untuk berinteraksi dan bersenang-senang.
Terakhir, kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan tentang penggunaan media yang sehat dalam kurikulumnya. Pemerintah dapat mendukung inisiatif yang mempromosikan aktivitas fisik dan kreatif bagi anak, serta mengatur konten digital yang ramah anak. Dengan upaya kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung perkembangan optimal anak-anak di era digital ini. (*)