Berita Tegal

Kisah Sukses Husni, Jaga Kualitas Kompor Semawar Selama 16 Tahun Jarang Terima Retur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUNJUKKAN PRODUK - Husni Mubarok menunjukkan kompor semawar merek JM produksi industri rumahannya di Desa Gembong, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Senin (30/6/2025).

Dia memulai usaha hanya dengan istrinya. 

Ide membuat kompor semawar karena ikut-ikutan teman yang sudah menjalankan usaha tersebut. 

"Dulunya kecil-kecilan. Ambil barang mentahnya dari sana sini, lalu dirakit dan dijual. Alhamdulillah sekarang punya pabrik sendiri," katanya.

Selama beberapa tahun, Husni menggeluti usaha tersebut berdua dengan istrinya. 

Kemudian pada 2013, dia mulai membeli mesin-mesin dan merekrut karyawan. 

Kini jumlah karyawan ada sebanyak 26 orang.

Pasarnya pun semakin meluas hingga luar Jawa karena usahanya langsung mencari toko-toko grosir.

"Awalnya kita, cari-cari toko sampai luar kota dan luar Jawa, keliling ke sana. Sekarang semua tinggal dipaketkan," jelasnya. 

Husni mengatakan, ada lima tipe kompor semawar yang dijualnya, antara lain ukuran 201, 203, 207, hingga 768.

Biasanya yang digunakan oleh pedagang nasi goreng dan pecel lele yang berukuran 203.

Kompor semawarnya sendiri bermerek JM.

Ia meyakini kualitasnya bagus karena tidak ada yang diretur.

"Produk kami bagus. Jarang ada yang meretur. Harga mulai Rp 40 ribuan tergantung dari tipe," ungkapnya. 

Ilham (30), warga Tegal yang berjualan nasi goreng di Bandung, mengaku lebih cocok dengan kompor semawar buatan dari Tegal.

Baca juga: Yayasan Rukun Galakkan Sedekah Sampah dan Dorong Penegakan Perda Sampah di Kabupaten Tegal

Menurutnya, kompor semawar asal Tegal lebih rapi produknya.

Kemudian tidak pernah ada kendala dalam perapian yang keluar. 

"Saya sudah cukup lama berdagang nasi goreng, paling cocok pakai gas semawar daro Tegal," katanya. (fba)

Berita Terkini