TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Mahasiswi UNS, Devita Sari (22) ditemukan di dusun Dalon Sroyo RT 4 RW 4, Jaten, Karanganyar.
Jasad Devita Sari ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB dalam posisi terapung.
Tim Sar Gabungan berhasil menemukan Devita Sari.
“Tadi sekitar pukul 11.15 WIB tampak ada seorang perempuan terapung, lalu tim BPBD Surakarta dan Temanggung mendekati di sekitar lokasi dan benar bahwa itu merupakan Devita Sari,” ujar Suwartono relawan RDMC.
Baca juga: Dosen UNS Solo Sumardiyono Kaget Lihat Tangan Devita Sari Banyak Sayatan Saat Bimbingan Skripsi
Suwartono mengatakan kondisi jasad Devita Sari dalam kondisi terlentang dan terapung.
Suwartono mengatakan saat ini jasad Devita Sari dievakuasi di RS Moewardi Solo.
Sebelumnya Devita Sari Anugraheni nekat loncat di jembatan Jurug pada Selasa, (01/07/2025) siang.
Identitas yang dihimpun TribunJateng.com sosok mahasiswi tersebut bernama Devita Sari Anugraheni.
Ia merupakan mahasiswi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja UNS angkatan 2021.
Devita Sari saat ini merupakan mahasiswi semester 8.
Saat ini ia berusia 22 tahun.
Ia berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
Devitasari pergi mengendarai motor Honda Beat merah putih bernomor polisi AA 3757 CY.
Kata UNS
Pihak UNS membenarkan bahwa Devita Sari merupakan mahasiswi dari program studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, semester 8 angkatan 2021.
"Bahwa UNS melakukan cek dan ricek atas informasi tersebut dan ditemukan bahwa benar. Pelaku percobaan bunuh diri tersebut adalah mahasiswi UNS bernama Devitasari Anugraeni. Dengan alamat Bangsri, Purwodadi, Temanggung, Jawa Tengah," ungkap Agus Riwanto.
UNS juga telah melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan UNS didapatkan informasi bahwa Devita menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025.
Kemudian juga sudah direkomendasikan untuk ke psikiater dan terus mendapatkan pendampingan sampai dengan sebelum peristiwa dugaan percobaan bunuh diri terjadi.
"Mahasiswi tersebut memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3, bahwa mempunyai masalah kejiwaan dan riwayat percobaan bunuh diri sejak tahun 2023 sampai 2025. Dengan berbagai cara, antara lain overdosis obat dan peralatan tajam, dan pernah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa," terang Agus
Terkait dengan adanya temuan surat yang diduga ditulis tangan oleh Devita. Agus menjelaskan bahwa pada pokoknya surat tersebut menceritakan mengenai masalah yang menyebabkan dugaan bunuh diri.
Antara lain menyebutkan nama . Sumardiyono, S.KM., M.Kes yang merupakan Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Pembimbing Pertama Skripsi, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
"Bapak Sumardiyono dan Kaprodi D4 K3 mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi yang bersangkutan dan telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
Bahkan pernah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga supaya mahasiswi tersebut istirahat selama 3 bulan. Namun mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," sambungnya.
Sumardiyono selaku dosen pembimbing juga mendapatkan informasi kembali, pengakuan dari mahasiswi yang bersangkutan. Bahwa ada keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri saat meminta tandatangan pengesahan skripsi pasca ujian skripsi.
Sehingga Sumardiyono kemudian menguatkan Devita bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan.
Devita berjanji untuk berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri.
Berharap Bisa Diwisuda
Juru Bicara UNS, Agus Riwanto mengusulkan agar Devita Sari mengikuti prosesi wisuda dengan diwakilkan pihak keluarga.
Hal itu dikatakan Agus Riwanto di Kampus UNS Rabu (2/7/2025).
Agus mengatakan turut berduka cita atas meninggalnya Devita.
"Kami sedang mengusulkan kepada Pak Rektor dan juga institusi supaya semua sudah diproses. Kalau memungkinkan kami usulkan supaya yang bersangkutan bisa di wisuda," katanya.
Agus berujar, pihaknya juga akan meminta pertimbangan pada orang tua mahasiswi tersebut.
"Jadi nanti kami tawarkan pada saat wisuda mungkin bisa diwakili oleh orang tuanya. Itu sebagai bentuk empati kami," ujar dia.
Diketahui, Devita Sari (22) ditemukan dusun Dalon Sroyo RT 4 RW 4, Jaten, Karanganyar.
Devita Sari lompat dari Jembatan Jurug Solo ditemukan hari ini dalam kondisi tewas.
Jenazah Devita Sari ditemukan di sekitar jembatan ring road atau berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi jatuh.
"Iya betul sudah ditemukan di sekitar jembatan ring road siang ini," kata Humas Pos SAR Solo, Yohan Tri Anggoro, di temui di Posko SAR, Jurug, Solo, Rabu (2/7/2025).
Yohan mengatakan korban ditemukan sekira pukul 12.00 WIB.
Selanjutnya dilakukan evakuasi dan dibawa ke RSUD Moewardi Solo.
Korban ditemukan pukul 12.00 WIB, lalu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Moewardi," ungkapnya.
Yohan mengatakan korban ditemukan berjarak 3,3 kilometer dari lokasi jatuh, yakni di jembatan Jurug. Selanjutnya korban akan dibawa pulang oleh pihak keluarga.
"Ditemukan di utara ring road berjarak 3,3 kilometer dari lokasi jatuh. Penanganan selanjutnya ke medis dan dibawa ke rumah duka di Temanggung," pungkasnya.
Rutin Konseling
Agus mengatakan pihak UNS akan membawa jenazah ke rumah duka.
"Setelah ditemukan kami akan membawa jenazah ke rumahnya di Temanggung. Mudah-mudahan berjalan lancar," kata Agus.
Diketahui, Devita Sari nekat meloncat dari Jembatan Jurug Solo, Selasa (1/7/2025).
Pihak UNS membenarkan bahwa Devita Sari merupakan mahasiswi dari program studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Sekolah Vokasi, semester 8 angkatan 2021.
UNS juga telah melakukan klarifikasi kepada pihak terkait di lingkungan UNS didapatkan informasi bahwa Devita menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025.
Kemudian juga sudah direkomendasikan untuk ke psikiater dan terus mendapatkan pendampingan sampai dengan sebelum peristiwa dugaan percobaan bunuh diri terjadi.
Terkait dengan adanya temuan surat yang diduga ditulis tangan oleh Devita. Agus menjelaskan bahwa pada pokoknya surat tersebut menceritakan mengenai masalah yang menyebabkan dugaan bunuh diri.
Antara lain menyebutkan nama . Sumardiyono, S.KM., M.Kes yang merupakan Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Pembimbing Pertama Skripsi, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
Sumardiyono selaku dosen pembimbing juga mendapatkan informasi kembali, pengakuan dari mahasiswi yang bersangkutan. Bahwa ada keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri saat meminta tandatangan pengesahan skripsi pasca ujian skripsi.
Sehingga Sumardiyono kemudian menguatkan Devita bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan.
Devita berjanji untuk berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan bunuh diri.
(waw)