TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Di salah satu ruang kecil di area Bank Sampah Abhipraya, Kutawaru, Cilacap Tengah terlihat lima perempuan paruh baya tengah disibukkan dengan rutinitas produktif.
Tangan mereka lincah menganyam daun pohon nipah menjadi berbagai produk kerajinan.
Bagi yang baru tahu, nipah adalah sejenis palem _(palma)_ yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut di dekat laut.
Tekstur daun nipah yang berwarna hijau ini mirip daun kelapa yang tumbuh banyak memanjang di setiap tangkainya.
Bedanya, pohon nipah kerap disebut sebagai gulma atau tanaman pengganggu bagi tanaman utama, yakni mangrove.
Di sinilah kreativitas warga justru muncul, menyulap nipah yang disebut gulma menjadi berbagai kerajinan tangan.
Baca juga: Komitmen Cegah Narkoba, Kilang Cilacap Raih Penghargaan dari BNN RI
Jika sebelumnya daun nipah populer dianyam menjadi atap bangunan atau disebut welit, di bank sampah binaan Kilang Cilacap ini, pemanfaatan daun nipah lebih luas menjadi besek dan welbag.
Besek selama ini dikenal sebagai wadah makanan berbentuk persegi atau persegi panjang dari anyaman bambu, sedangkan welbeg adalah istilah baru yang dipilih, mengingat benda ini memiliki fungi serupa _polybag_, namun materialnya dari daun nipah.
Seperti siang itu Sumiyati, warga RT 3 RW 03 Kelurahan Kutawaru bersama beberapa ibu rumah tangga lain tengah berkumpul di ruang display produk Bank Sampah Abhipraya.
Tangannya dengan lincah & terampil menganyam daun-daun nipah yang sudah lepas dari tangkainya.
"Ini mau dibuat besek," katanya.
Tampilan besek daun nipah tidak jauh beda dengan besek dari anyaman bambu.
Ada bagian yang besar sebagai wadah, dan bagian kecil sebagai penutup di atasnya.
"Ukurannya bermacam-macam, menyesuaikan permintaan pemesan," imbuh Sumiyati.
Baca juga: Kilang Cilacap Raih Predikat Gold TJSL & CSR Awards 2025 Berkat Program MAMAKU SIGAP
Besek daun nipah ini juga sudah digunakan di lingkungan Kilang Cilacap sebagai tempat pengemasan daging kurban, pada momentum Idul Adha, awal Juni 2025 lalu.