Berita Semarang

Pesantren MAJT-Baznas Jateng Target Luluskan Hafiz Mutqin dalam 4 Tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NGAJI - Santri digembleng dalam kajian tafsir tematik Alquran oleh Direktur Pesantren Tahfidz Alquran MAJT-Baznas Jawa Tengah, Muhammad Syaifudin. Pesantren menargetkan untuk meluluskan para santri dalam waktu empat tahun menjadi hafiz Alquran mutqin. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR D)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pesantren Tahfidz Alquran MAJT-Baznas Jawa Tengah menargetkan untuk meluluskan para santri dalam waktu empat tahun menjadi hafiz Alquran mutqin, yakni hafalannya kuat sekaligus memahami kandungan isi Alquran secara mendalam.

Untuk mencapai target itu, pesantren menerapkan sistem pengajaran yang ketat dan disiplin tinggi. 

Santri dibina melalui berbagai metode seperti ziyadah (setoran hafalan), murajaah (ulang hafalan), mudarasah (belajar kelompok), tashih (penyempurnaan) kepada imam, tadarus 1 juz setelah salat Zuhur, hingga muqadaman.

Baca juga: Banyak Pasar di Kota Semarang Dinilai Sepi, DPRD: Sebegitu Tidak Menarikkah Pasar Tradisional Kita?

“Alhamdulillah, dengan metode ketat ini, 31 santri bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

Dalam kurun 2,5 tahun, prestasinya sudah sangat mengagumkan,” ujar Direktur Pesantren, Muhammad Syaifudin, didampingi musyrif pesantren Gus Shulkhan Khabib, dikutip Tribunjateng, Kamis (3/7/2025).

Alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, itu menambahkan, kurikulum Pesantren MAJT-Baznas Jateng mengadopsi 70 persen sistem yang diterapkan di Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus, yang didirikan KH Arwani Amin AH.

“Kurikulum Yanbu’ul Qur’an sudah terbukti dan mengakar kuat di masyarakat.

Karena itu kami menjadikannya rujukan,” tegas Syaifudin.

Sekretaris Pengelola PP MAJT, Muhyiddin menambahkan, pesantren ini didirikan sebagai bagian dari kontribusi MAJT dalam mencetak generasi qurani, sekaligus mendukung program pemerintah dalam bidang pendidikan keagamaan.

“Dalam konteks ini, PP MAJT hanya sebagai pelaksana. Seluruh pembiayaan disokong Baznas, baik provinsi maupun kabupaten/kota,” jelasnya.

PP MAJT, lanjutnya, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan seperti asrama lengkap dengan lemari, kipas angin, kamar mandi, dan lainnya. 

Sedangkan Baznas kabupaten/kota memberikan dana living cost sebesar Rp2 juta per bulan untuk tiap santri yang direkomendasikan. 

Dana tersebut mencakup kebutuhan makan, laundry, wisata religi, dan uang saku Rp800 ribu.

Sementara itu, Baznas Provinsi Jawa Tengah menanggung dana operasional pesantren sebesar Rp30 juta setiap bulan.

Tak hanya itu, para santri juga diprogramkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. 

Mereka mendapat beasiswa penuh, dengan skema 50 persen ditanggung Baznas Jateng dan 50 persen dari pihak kampus.

“Jadi, mereka bukan hanya hafal Alquran, tapi juga punya kapasitas intelektual tinggi,” tegas Muhyiddin. (Rad)

Baca juga: 200 Anak Dikhitan Gratis dengan Metode Sealer Bareng Pegadaian Kanwil XI Semarang

Berita Terkini