TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Belasan nasabah BMT Surya Mulki Sulaiman Kecamatan Kesesi menggelar aksi di depan Kantor Dinkop UKM dan Naker Kabupaten Pekalongan, Selasa (5/8/2025).
Belasan nasabah yang rata-rata emak-emak ini menuntut pencairan dana simpanan yang hingga kini belum dikembalikan oleh pihak koperasi.
Emak-emak ini juga mengancam akan menempuh jalur hukum jika tidak ada penyelesaian dalam waktu satu bulan.
Baca juga: Kapolres Pekalongan AKBP Rachmad Bekali Anggota Paskibraka: Kuncinya Disiplin dan Kerja Sama
Baca juga: Lewat Dana Aspirasi, Tujuh Pelaku UMKM Kota Pekalongan Dapat Gerobak Baru
Dalam pantauan Tribunjateng.com, aksi dilakukan dengan membawa poster dan spanduk berisi berbagai tuntutan serta kekecewaan.
Beberapa di antaranya bertuliskan 'Bupati Pekalongan, tolong bantu cairkan hak kami', 'Tolong, kembalikan uang Rp 42 juta kami'.
'Usut tuntas BMT Surya Mulki Sulaiman', dan 'Kami butuh uluran tanganmu DPRD Pekalongan untuk mengambil hak kami'.
Mereka diterima langsung oleh Plt Kepala Dinkop UKM dan Naker Kabupaten Pekalongan, Argo Yudho Ismoyo.
Dalam pertemuan tersebut juga hadir Manejer BMT Surya Mulki Sulaiman, Ulul Albab.
Yuli Suryani, perwakilan nasabah menjelaskan, aksi ini dilakukan karena mereka merasa haknya diabaikan.
Dia menyebut, total dana nasabah yang belum cair dan tergabung dalam aksi tersebut mencapai sekira Rp300 juta.
"Kami beri waktu satu bulan."
"Kalau tidak ada kejelasan dan dana belum juga dicairkan, kami akan bawa masalah ini ke jalur hukum," ujar Yuli.
Menurut Yuli, BMT Surya Mulki Sulaiman mulai memperlihatkan gejala tidak sehat sejak Lebaran 2025.
Saat itu, pembagian hasil usaha (safitri) tidak dicairkan sebagaimana biasanya.
Para nasabah mulai menyadari, adanya masalah serius dalam pengelolaan dana.
"Katanya uang nasabah dipakai untuk gaji karyawan dan operasional kantor."
"Akibatnya, BMT tidak bisa berkembang dan tidak bisa memutar uang simpanan," tambahnya.
Yuli menyebut memiliki simpanan Rp27 juta, yang belum bisa diambil.
Dia menceritakan, permasalahan ini diperkirakan bermula sejak kegiatan simpan-pinjam dimulai pada 2023, namun baru terungkap dan memburuk pada 2025.
"Saat ini, para nasabah berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, termasuk dari DPRD Kabupaten Pekalongan, untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini."
"Kami ingin hak kami kembali."
"Kami berharap Bupati dan DPRD tidak tinggal diam," tutup Yuli.
Baca juga: Ahmad Ridhowi Inisiasi Turnamen Bola Voli Antar Desa di Karangdadap Pekalongan
Baca juga: Pemkot Pekalongan Dorong Ekonomi Warga Lewat Pelatihan Praktis
Hal yang sama juga dikatakan Siti Murohmah.
Uang yang ditabungkan di BMT Surya Mulki Sulaiman ada Rp12 juta, belum dicairkan.
"Sudah 4 kali minta penjelasan kepada pengurus dan karyawan BMT tapi banyak alasan."
"Karena itu kami mengadu permasalahan ini ke dinas," katanya.
Sementara itu, Manejer BMT Surya Mulki Sulaiman, Ulul Albab mengakui adanya kesalahan pengelolaan dana yang menyebabkan koperasi tak mampu mencairkan hak nasabah tepat waktu.
"Yang jelas memang ada salah pengelolaan."
"Jadi, saat seharusnya kami bisa membagikan hasil (safitri), kami tidak bisa," ujar Ulul Albab.
Ulul menyebut, beban operasional kantor menjadi salah satu penyebab utama terganggunya keuangan lembaga simpan pinjam tersebut.
Biaya operasional, gaji pegawai, dan kebutuhan rutin lainnya diklaim cukup menyita dana yang seharusnya disalurkan ke nasabah.
Meski begitu, pihaknya menegaskan tidak lepas tangan dan telah menyanggupi untuk mengembalikan dana nasabah dalam waktu maksimal satu bulan.
"Tadi sudah dimediasi, kami sanggupi maksimal satu bulan."
"Nilainya sekira Rp300 juta untuk tahap awal."
"Itu baru nasabah yang ikut aksi ini," ujarnya.
Ulul Albab menyebutkan, total dana nasabah yang tersimpan di BMT Surya Mulki Sulaiman mencapai sekira Rp600 juta.
Jumlah tersebut berasal dari sekira 100 nasabah dan baru mencakup dana hasil usaha (safitri), belum termasuk tabungan reguler atau simpanan lainnya.
Terkait keterlibatan pribadinya, Ulul Albab tidak menampik bahwa dia juga memiliki pinjaman di BMT.
Namun dia menegaskan bahwa dirinya juga memiliki simpanan dalam jumlah yang sama.
"Saya memang ada pinjaman juga, sekira Rp80 juta."
"Tapi saya juga punya tabungan sebesar itu juga," jelasnya. (*)
Baca juga: Promo Tarif Khusus KA Cakrabuana, Tiket Eksekutif Purwokerto-Jakarta Cuma Bayar Rp250 Ribu
Baca juga: Geger Dugaan Pungli K3S SD Negeri di Kudus, Tiap Bulan Guru Setor Rp30 Ribu
Baca juga: Dugaan Praktik Percaloaan Calon Pekerja Pabrik di Brebes, Ternyata Libatkan Pihak Internal
Baca juga: Teriakan Suranto Sia-sia, Truk Tetap Melaju Saat Pemotor Masuk Kolong, Korban Tewas Warga Sukoharjo