Diketahui, Bunga Fitri merupakan gadis yang memiliki kekurangan dalam cara bicara dan fisik.

Ia sempat curhat kepada temannya ingin segera memiliki pasangan hidup.

Ternyata teman yang dicurhati Bunga itu adalah keponakan dari Sai’un.

Lantas, temannya itu pun menawarkan untuk mengenalkannya kepada sang paman.

Pertemuan pertama mereka pun akhirnya terjadi di rumah temannya tersebut.

Saat pertama kali melihat Bunga, Sai’un mengaku langsung tertarik dan merasa nyaman.

Meski Bunga yang memiliki kekurangan, bagi Sai’un tak jadi masalah.

“Pertama ke rumah ponakan saya itu, kita langsung dapat perasaan. Dua minggu kemudian langsung yakin dia jodoh Datuk,” ungkap Sai’un sambil tersenyum, dikutip dari TribunBengkulu.com, Selasa (5/8/2025).

Begitu juga dengan Bunga Fitri yang mengaku menerima cinta Sai’un bukan karena materi, melainkan merasa cocok.

Gadis 27 tahun itu menilai sosok Sai’un baik hati,  bertanggung jawab dan paling penting bagi Bunga menerima dirinya yang kekurangan apa adanya.

Ternyata setelah perkenalan singkat itu, keduanya sepakat melangsungkan pernikahan secara sederhana di Desa Padang Tambak.

Prosesi akad nikah berlangsung lancar dan dihadiri oleh keluarga serta tetangga terdekat.

Saat ditemui di teras rumah sederhana mereka, pasangan beda usia ini pun tampak duduk berdampingan sambil memegang buku nikah.

Sai’un merupakan seorang petani kopi dan sawit di Desa Jambu, Bengkulu Tengah.

Diketahui Sai’un, kakek 73 tahun tersebut sudah menduda.