TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kamis sore lalu, jalan di sekitar Pondok Az-Zuhri, Semarang, mendadak tersendat.
Sejumlah pengendara motor dan mobil tampak melaju pelan, beberapa bahkan berhenti sambil menghela napas.
Penyebabnya lantaran bus BRT Trans Semarang terparkir miring di pinggir jalan akibat mogok mesin.
Hal itu yang dikeluhkan oleh Ari, warga Klipang Perumahan Pesona Asri, Kecamatan Tembalang, yang saat itu berada di antara pengendara yang terjebak.
Biasanya, perjalanan dari SMA Negeri 15 Semarang menuju Ketileng hanya lima menit dengan motor.
Namun kali ini, jarum jam nyaris berputar setengah jam.
"Itu kemarin Kamis, ada bus yang mogok di situ. Biasanya cuma lima menitan, tapi jadi 30 menit efek dari BRT yang mogok," keluh Ari kepada Tribunjateng, Jumat (15/7/2025).
"Macet gara-gara bus mogok itu sudah sering, bukan sekali dua kali," sambungnya.
Cerita serupa datang dari Muslimah, sejak April hingga Agustus, ia mengaku sudah sekitar 15 kali menggunakan BRT, baik untuk berangkat atau pulang dari pekerjaannya.
Harapannya mendapatkan transportasi publik yang praktis dan murah tarifnya Rp4 ribu sekali jalan. Kenyataannya, ia justru sering dibuat kesal.
"BRT mogok itu bikin penumpang terlantar," ujarnya.
"Biasanya dioper, kalau bus penuh, ya nunggu lagi. Kalau enggak sabar, ya keluar biaya lebih buat ojek online atau naik angkot atau dijemput keluarga kalau titiknya sudah dekat dari rumah," sambungnya.
Keluhan juga muncul dari seorang pelajar yang biasa menggunakan BRT Trans Semarang.
Bagi pelajar seperti Azka, siswa SMK Negeri 8 Semarang, masalahnya lain lagi bus yang selalu penuh.
Pulang sekolah pukul 16.00 WIB, ia biasa menunggu di depan Gramedia atau Mall Ciputra. Namun, bus menuju Meteseh sering lewat dalam kondisi penuh penumpang dan sesak.