10 Fakta Bripda Alvian Diduga Bakar Putri Apriyani, Tak Terima Ditagih Rp 32 Juta

Penulis: Puspita Dewi
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam bukti rekening koran, keluarga menemukan transaksi mencurigakan berupa transfer Rp 32 juta dari rekening Putri ke rekening Bripda Alvian. Transaksi dilakukan pada dini hari, Jumat (8/8/2025). Waktu transfer yang janggal membuat keluarga curiga ada tekanan atau

 

10 Fakta Lengkap Alasan Bripda Alvian Diduga Bakar Putri Apriyani, Ditagih Rp 32 Juta Sang Pacar


TRIBUNJATENG.COM – Kasus pembunuhan tragis Putri Apriyani (24) masih menyisakan duka mendalam sekaligus pertanyaan publik.

Fakta-fakta terbaru menguatkan dugaan bahwa Bripda Alvian Maulana Sinaga, pacar sekaligus anggota polisi aktif, tega membakar korban karena persoalan uang.

Berikut 10 fakta lengkap yang berhasil dihimpun:

1. Motif Uang Jadi Kunci Pengungkapan Kasus
Kuasa hukum keluarga, Toni RM, menegaskan bahwa motif utama bukan cemburu atau dendam pribadi, melainkan faktor uang. Toni menduga, Bripda Alvian ingin menguasai dana yang dikirim ibu korban dari luar negeri. Dugaan ini semakin kuat karena ada bukti transfer yang tidak bisa dibantah.

2. Ada Transfer Rp 32 Juta ke Rekening Bripda Alvian
Dalam bukti rekening koran, keluarga menemukan transaksi mencurigakan berupa transfer Rp 32 juta dari rekening Putri ke rekening Bripda Alvian. Transaksi dilakukan pada dini hari, Jumat (8/8/2025). Waktu transfer yang janggal membuat keluarga curiga ada tekanan atau paksaan di baliknya.

3. Dana Asal Kiriman Ibu Putri yang Jadi TKW
Uang Rp 32 juta itu bukan milik Putri sepenuhnya. Dana tersebut berasal dari jerih payah sang ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong. Rencananya, uang itu dipakai keluarga untuk kebutuhan penting, termasuk menggadaikan sawah. Hal ini membuat keluarga merasa sangat terpukul.

4. Total Rp 37 Juta Masuk ke Rekening Putri Sebelum Hilang
Catatan transfer menunjukkan bahwa sang ibu mengirimkan uang secara bertahap, yakni Rp 16,5 juta dan Rp 4 juta pada 4 Agustus 2025, serta Rp 16,5 juta lagi pada 7 Agustus 2025. Total sekitar Rp 37 juta masuk ke rekening Putri. Hanya selang beberapa hari, uang tersebut sudah berpindah tangan.

5. Rekening Putri Hanya Menyisakan Rp 92 Ribu
Saat dicek, saldo di rekening Putri tinggal Rp 92 ribu. Kondisi ini membuat keluarga terkejut sekaligus semakin yakin ada yang tidak beres. Padahal, uang itu dikirim untuk kebutuhan keluarga, bukan untuk dipakai pribadi apalagi dipindahkan ke rekening pacarnya.

6. Putri Bohongi Ayahnya Soal Uang
Sebelum kejadian, ayah Putri sempat menanyakan apakah uang kiriman dari ibunya sudah bisa diambil. Putri menjawab tidak bisa karena mesin agen bank sedang rusak. Belakangan, kebohongan itu terungkap karena uang sebenarnya sudah ditransfer ke rekening Bripda Alvian. Dugaan kuat, Putri berbohong karena berada dalam tekanan pacarnya.

7. Putri Tiba-Tiba Sulit Dihubungi
Malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, Putri sudah tak bisa dihubungi oleh keluarga. Panggilan telepon dari ibunya di Hong Kong pun ditolak. Sikap yang tidak biasa ini membuat keluarga cemas dan mulai curiga bahwa Putri mengalami masalah besar.

8. Diduga Terjadi Cekcok Sebelum Pembunuhan
Menurut Toni RM, kemungkinan besar pembunuhan terjadi setelah cekcok antara Putri dan Bripda Alvian terkait uang Rp 32 juta tersebut. Putri mungkin menuntut agar uang dikembalikan, sementara Bripda Alvian menolak. Perdebatan itu diduga berakhir tragis dengan aksi pembakaran.

9. Putri Ditemukan Tewas Mengenaskan
Keesokan harinya, Sabtu (9/8/2025) pagi, Putri ditemukan sudah tak bernyawa di kamar kosnya. Kondisinya sangat mengenaskan: tubuhnya gosong akibat terbakar. Fakta ini membuat kasus semakin menyita perhatian publik, karena pelaku diduga tega menghabisi nyawa pacarnya sendiri dengan cara sadis.

10. Bripda Alvian Jadi Tersangka dan Buron
Polisi sudah menetapkan Bripda Alvian Maulana Sinaga sebagai tersangka. Ia bahkan langsung dipecat secara tidak hormat dari kepolisian. Namun, hingga kini Alvian masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Publik mendesak agar aparat segera menangkapnya demi memberikan keadilan bagi keluarga korban.

 
Kasus ini masih bergulir dan menyita perhatian masyarakat luas. Banyak pihak menilai, tragedi ini menjadi pelajaran pahit tentang hubungan yang dibangun di atas manipulasi dan tekanan finansial.

 
(*)

Berita Terkini