Semarang

Mentan Amran Klaim Operasi SPHP Tekan Harga Beras di 15 Provinsi, HPP dan NTP Naik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MONITORING SPHP - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Dirut Bulog melakukan monitoring beras SPHP, di Pasar Bulu Semarang, Sabtu (23/8/2025)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan program operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) memberi dampak nyata terhadap stabilitas harga sekaligus menjaga keseimbangan ekonomi antara konsumen dan petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, sejak operasi pasar SPHP digencarkan, harga beras turun di 15 provinsi.

Operasi pasar beras SPHP sudah mencapai 6.000 ton perhari. Pihaknya menargetkan 7.000 ton bahkan hingga 10.000 ton perhari untuk operasi beras SPHP.  

Baca juga: Mulyani Sukses Ajarkan Penyandang Tuli Wonosobo Tampil di Acara PPBK Nasional 2025

Baca juga: Fakultas Hukum USM Wisuda 98 Mahasiswa, Tegaskan Komitmen Cetak Lulusan Berintegritas

"Ini sudah berdampak baik menurunkan harga di 13 provinsi mungkin sudah 15 provinsi, 13 provinsi per dua hari yang lalu sudah turun harga. Ini sangat baik," ungkap Amran saat monitoring penyaluran beras SPHP bersama Bulog, di Pasar Bulu Semarang, Sabtu (23/8/2025). 

Dia memastikan, operasi pasar akan berlanjut hingga Desember karena beras pemerintah masih banyak. Hingga akhir tahun nanti, sebanyak 1,3 juta ton beras akan tersalurkan ke seluruh Indonesia.

Menurut Amran, strategi ini untuk menjaga keseimbangan dua sisi. Konsumen mendapatkan harga lebih terjangkau, sementara HPP di tingkat petani tetap stabil minimal Rp 6.500 perkilogram.

"Keluhan pedagang permintanya kalau bisa jangan operasi pasar, tetapi ini demi mencegah harga di tingkat konsumen. September kan panen kedua. Panen kedua, kemudian kita operasi pasar, itu tambah turun," jelasnya. 

Lebih lanjut, Mentan menyebut operasi pasar beras berdampak langsung pada penyerapan gabah petani. Dia menyebut, serapan gabah yang sebelumnya hanya sekitar 3.000 ton per hari kini melonjak menjadi lebih dari 6.000 ton per hari. 

Kenaikan hampir dua kali lipat ini menjadi indikator bahwa harga beras di tingkat konsumen mulai turun. 

"Itu menunjukkan bahwa di konsumen juga turun. Ini terus-menerus tapi satu titik sisi jangan sampai petani rugi. Kami ingin petani sejahtera, konsumennya juga bahagia tersendiri. Ini kita jaga HPP-nya Ini HPP sudah sangat bagus," senutnya. 

Amran menegaskan, sektor pertanian saat ini menunjukkan kinerja positif. Nilai Tukar Petani (NTP) naik signifikan hingga 122 persen, jauh lebih tinggi dibanding capaian sebelumnya yang hanya berada di kisaran 98 hingga 106. Untuk komoditas pangan, NTP tercatat mencapai 110, yang menandakan tingkat kesejahteraan petani semakin baik.

"Nah, ini middleman kami mohon pengertiannya. Ini kondisi ini dijaga. Kita jaga kondisi yang baik ini. Kita bersyukur sekarang, pertama stok kita tertinggi. Yang kedua, harga sekarang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Yang ketiga, ini yang paling penting. Dulu kita impor kurang lebih 3-4 juta ton tahun lalu. Kemudian 2023 itu 7 juta ton. Sekarang sampai hari ini tidak ada impor di saat negara lain kesulitan beras," terangnya. (eyf)

Berita Terkini