UKSW SALATIGA

Semakin Unggul! Enam Dosen PGSD FKIP UKSW Raih Sertifikat Coach for Teaching

Penulis: Laili Shofiyah
Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELATIHAN AKADEMIK: Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mengikuti pelatihan pendampingan akademik bergelar “Certified Coach for Teaching (C.CTc)”, baru-baru ini.  Kegiatan pendampingan yang digelar selama bulan Juli ini berlangsung di Pusat Pelatihan Edu Learning Academy, Tangerang. (Dok UKSW)

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sebagai bentuk peningkatan profesionalisme pengajar, dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mengikuti pelatihan pendampingan akademik bergelar “Certified Coach for Teaching (C.CTc)”, baru-baru ini.

Kegiatan pendampingan yang digelar selama bulan Juli ini berlangsung di Pusat Pelatihan Edu Learning Academy, Tangerang. 

Dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Edu Learning Academy tersebut, enam dosen PGSD resmi menyandang gelar Coach for Teaching (C.CTc)., gelar ini diberikan sebagai bentuk pengakuan sekaligus upaya untuk memperlengkapi dosen PGSD dalam mengembangkan keilmuannya secara luas.

Keenam dosen tersebut yaitu Agustina Tyas Asri Hardini, S.Pd., M.Pd., C.CTc., Gamaliel Septian Airlanda, M.Pd., C.CTc., Fransiska Faberta Kencana Sari., M.Pd., C.CTc., Krisma Widi Wardani, S.Pd., M.Pd., C.CTc., Dr. Naniek Sulistya Wardani., S.Pd., M.Si., C.CTc., dan Yohana Setiawan, M.Pd., C.CTc.

Pelatihan bergelar ini dipandu langsung oleh Coach Galih Iman Hidayat bersama tim Trainer Edu Learning Academy dan mengupas tuntas tentang definisi coaching dan implementasinya, hingga pendalaman tentang kebutuhan coaching dalam permasalahan pendidikan nyata.

Acara pelatihan semakin menarik pada sesi diskusi interaktif, di mana para peserta bisa mengikuti tanya jawab untuk memperdalam kasus-kasus yang terjadi dalam pendidikan saat ini. 

Baca juga: Meriah! Inaugurasi Mahasiswa Baru UKSW 2025: Pilihan Tepat PTS Kristen Terbaik Indonesia

Terbukti Memiliki Kualitas

Dalam rilis yang dikirim baru-baru ini, Ketua Prodi (Kaprodi) PGSD Agustina Tyas Asri Hardini mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan tentang cara menjadi coach di berbagai level, membuat langkah awal pelatihan yang lebih berdampak tentang pendidikan dasar bagi para guru, serta merealisasikan pendidikan sepanjang hayat yang mencerminkan usaha peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dosen PGSD.

“Pendidikan di Indonesia masih memerlukan banyak pendampingan, khususnya guru SD yang banyak diminati oleh lulusan lintas jenjang."

"Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka gelar ini sangatlah penting untuk dikembangkan di level program studi, nasional bahkan internasional,” katanya. 

Ia berharap melalui kegiatan ini, dosen PGSD dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam dan memperluas area pelayanannya sekaligus memberikan pelayanan lebih bagi mahasiswa S1. 

“Pencapaian ini akan terus berdampak untuk PGSD UKSW karena para dosen terbukti memiliki kualitas untuk memberikan coaching bagi guru dan masyarakat tentang pendidikan modern."

"Selain itu, PGSD UKSW akan terus memberikan terobosan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di UKSW,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu peserta Gamaliel Septian Airlanda menerangkan bahwa kenyataan di lapangan banyak guru Sekolah Dasar (SD) berasal dari pendidikan yang tidak linear.

Baca juga: Kontribusi Nyata UKSW: Mahasiswa FISKOM Rancang Logo Yayasan Rumah Harapan Sejahtera

Oleh karena itu pelatihan ini menjadi hal yang sangat penting untuk memperkuat kompetensi para dosen dalam membekali mahasiswa PGSD dan guru di lapangan.

"Panggilan para guru untuk melayani di SD sangat besar, namun tidak linear menjadikan masalah tersendiri."

"Hal ini menyebabkan guru-guru belum memahami teknik penanganan anak yang tepat," katanya. 

Keikutsertaan PGSD FKIP dalam acara pelatihan ini menjadi salah satu wujud nyata UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan.

Selain itu kegiatan ini juga menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-4 pendidikan berkualitas.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.

Salam Satu Hati UKSW! (Laili S/***)

Berita Terkini