Tribunjateng Hari ini
Aduh, Siswa SD di Banyumas Diare dan Muntah Seusai Makan Spageti Menu MBG
Kasus dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banyumas, meluas ke beberapa lokasi.
Penulis: Achiar M Permana | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Kasus dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banyumas, meluas ke beberapa lokasi.
Setelah peristiwa di Karanglewas, kini sejumlah siswa di SD Sudagaran, Kecamatan Banyumas, juga diduga mengalami keracunan makanan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Dani Esti Novia, mengonfirmasi hal tersebut.
"Laporan sementara ada 12 anak, indikasinya sama (keracunan MBG)," kata Dani, seusai rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan MBG di Banyumas, Senin (29/9/2025).
Dani menjelaskan, semua siswa yang terlibat tidak dirawat di rumah sakit dan saat ini menjalani pemulihan di rumah.
"Hari ini (Senin kemarin—Red) kami turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terkait peristiwa tersebut. Nanti laporan lengkapnya baru bisa didapatkan," tambahnya.
Salah satu wali murid, Manda, mengungkapkan bahwa anaknya yang duduk di kelas 2 mengalami diare, pada Jumat (26/9/2025) sore, setelah menyantap MBG dengan menu spageti pada pagi harinya.
"Pagi harinya makan spaghetti, sorenya diare. Infonya ada yang muntah-muntah juga," ungkap Manda.
Manda menyebutkan bahwa ia tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan, melainkan hanya membeli obat di apotek.
Saat ini, kondisi anaknya telah membaik.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa 408 siswa dari sejumlah sekolah di Kecamatan Karanglewas juga diduga mengalami keracunan makanan.
Gejala keracunan mulai dirasakan para siswa sejak hari Selasa (23/9/2025) dan Rabu (24/9/2025).
Menu MBG yang dikonsumsi pada hari Senin (22/9/2025) terdiri atas nasi, telur, bihun, kuah soto, dan tiga biji buah anggur.
Adapun pada hari Selasa, menu yang disajikan adalah nasi, ayam goreng, dan buah naga.
SPPG ditutup
Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Banyumas.
Penutupan itu menyusul dugaan adanya keracunan massal yang dialami para siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Karanglewas dan Banyumas.
"Per hari ini (Senin kemarin—Red) ada dua SPPG yang sementara berhenti operasional sambil evaluasi," kata Koordinator BGN Wilayah Banyumas, Luky Ayu Parwatiningsih, seusai rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan MBG di Banyumas, Senin (29/9/2025).
Keduanya yaitu SPPG Karanglewas Kidul dan SPPG Sudagaran.
Kedua SPPG tersebut masing-masing memasok kurang lebih 3.000 porsi makanan per hari.
Luky menyampaikan, penutupan dilakukan sampai diketahui penyebab keracunan.
Saat ini, Dinkes Banyumas telah mengambil sampel makanan di kedua SPPG tersebut.
Lebih lanjut, Luky mengatakan, pihaknya juga telah memerintahkan kepala SPPG untuk memantau kondisi siswa yang diduga mengalami keracunan di wilayahnya masing-masing.
"Kami minta kepala dapur untuk melapor setiap pagi dan sore," ujar Luky.
Luky menyatakan, akan melakukan evaluasi menyeluruh sebelum pembukaan kembali operasional kedua SPPG agar dugaan keracunan tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Sambil kami evaluasi ada apa di situ, apa yang bermasalah akan kita perbaiki, baru dia bisa berjalan lagi," kata Luky.
Sebelumnya diberitakan, 408 siswa dari sejumlah sekolah di Kecamatan Karanglewas diduga mengalami keracunan MBG.
Kasus Kebumen
Di Kebumen, puluhan siswa yang mengalami gejala keracunan di Kecamatan Petanahan berangsur membaik.
Saat ini sebagian besar mereka telah diperbolehkan pulang, setelah menjalani perawatan di Puskesmas Petanahan dan RS PKU Muhammadiyah Petanahan.
Tinggal dua anak yang masih rawat inap di RS PKU Muhammadiyah.
Sebelumnya, 157 siswa mulai dari PAUD, SD hingga SMP yang mengalami gejala keracunan diduga seusai menyantap soto hidangan program MBG di Kecamatan Petanahan, pada Kamis (25/9/2025).
Selain menjalani rawat jalan, beberapa siswa juga terpaksa menjalani rawat inap.
Kepala Puskesmas Petanahan, R Sunarko Slamet menyampaikan, kondisi para siswa yang menjalani rawat inap di Puskemas sudah membaik.
Mereka telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
"Terakhir itu ada 27 (anak) yang rawat inap, Sabtu (27/9/2025) lalu sudah dipulangkan semua," kata Sunarko kepada Tribun Jateng, Senin.
Sementara itu Direktur RS PKU Muhammadiyah Petanahan, Andika Purwita Aji mengatakan, 15 anak yang menjalani rawat inap di rumah sakit, sejak adanya laporan siswa yang mengalami gejala keracunan.
"Ini masih ada dua anak yang rawat inap, kondisinya sudah baik, tinggal pemulihan," terang Andika.
“Apabila nantinya kondisi kesehatan dua anak itu benar-benar pulih, kemungkinan akan dipulangkan ke rumah sore hari ini (Senin kemarin) atau besok (hari ini—Red),” sambungnya.
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Kebumen telah mengirimkan sampel makanan dan cairan muntahan untuk dilakukan uji laboratorium di Yogyakarta.
Kepala Dinkes PPKB Kebumen, Iwan Danardono menegaskan, para siswa yang menjalani perawatan di rumah sakit tidak dikenakan biaya alias gratis. (Permata Putra Sejati/Agus Iswadi)
Gelagar Tol Jogja-Bawen di Bawen Akan Dipasang pada Awal Oktober |
![]() |
---|
Sri Hartoto Jenuh Lihat Remaja Sering Tawuran di Semarang Utara |
![]() |
---|
Awas, Gerombolan Remaja Bawa Celurit Berkeliaran Dini Hari di Kendal |
![]() |
---|
Angka Pencatatan Perkawinan Setiap Tahun Selalu Turun, Kemenang sorot Pada 2024 Hanya Ada 1,5 juta |
![]() |
---|
Tawuran Antarremaja Marak di Kota Semarang, Ternyata 'Demi Konten' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.