Keracunan MBG
Pemkab Banyumas Usulkan Dapur MBG Masak Mulai Jam 3 Pagi Demi Cegah Makanan Basi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas mulai memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas mulai memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) demi mencegah kasus keracunan massal yang sempat terjadi di beberapa sekolah dasar.
Salah satu langkah konkret yang kini tengah disiapkan adalah pengaturan jam mulai memasak di dapur-dapur MBG, yakni paling cepat pukul 03.00 pagi.
Selama ini dapur-dapur MBG biasanya memulai masak bahkan pada pukul 01.00 WIB.
Usulan ini muncul sebagai bentuk antisipasi agar makanan tidak cepat basi sebelum sampai ke tangan siswa.
"Kemarin ada usulan, masak paling cepat dimulai jam 3 pagi supaya tidak lebih dari empat jam sebelum dibagikan.
Ini untuk mencegah potensi makanan cepat basi," ujar Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (30/9/2025).
Langkah ini menjadi bagian dari kebijakan yang lebih luas, yakni pembentukan tim khusus pemantau MBG yang melibatkan berbagai unsur mulai dari Forkopimda, camat, kapolsek, koramil, puskesmas, hingga dinas terkait.
Setiap camat ditunjuk sebagai penanggung jawab di wilayahnya masing-masing.
Mereka bertugas mengawasi jalannya program MBG, termasuk memantau operasional dapur di tiap kecamatan.
"Kalau Satgas sudah terbentuk, saya menambahkan tim pemantau yang harus bergerak bersama-sama.
Puskesmas juga saya libatkan untuk memastikan standar kebersihan dan kesehatan dipenuhi," kata Bupati.
Menurut Sadewo, saat ini baru 11 dari 64 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Banyumas yang memiliki sertifikat laik higiene sanitasi.
Data ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan akan segera dilaporkan ke kementerian terkait sebagai bahan evaluasi nasional.
"Kita ingin pelaksanaan program MBG di Banyumas menjadi lebih tertib, higienis, dan aman.
Ini harus dibenahi bersama," tambahnya.
Untuk meningkatkan transparansi dan keterlibatan masyarakat, Bupati juga menginstruksikan agar setiap dapur MBG membuat akun media sosial resmi dan mempublikasikan kegiatan harian, mulai dari proses memasak hingga pendistribusian makanan.
"Era sekarang era medsos.
Maka saya perintahkan koordinator SPPG untuk membuat akun medsos resmi.
Semua laporan baik maupun buruk harus diunggah, supaya masyarakat bisa ikut mengawasi," tegasnya.
Selain media sosial, Pemkab Banyumas juga menyiapkan portal aduan berbasis WhatsApp agar masyarakat bisa langsung melapor apabila menemukan kejanggalan di lapangan.
"Kalau ada masalah, laporkan, jangan diam.
Ini untuk kebaikan bersama," tegasnya.
Sadewo menegaskan, program MBG merupakan kebijakan mulia dari pemerintah pusat yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia.
Karena itu, seluruh pihak di Banyumas harus mendukung dan memastikan pelaksanaannya berjalan aman dan optimal.
"Tujuannya mulia, meningkatkan asupan gizi anak-anak kita menuju Indonesia Emas 2045.
Maka saya minta masyarakat ikut mendukung," pungkasnya. (jti)
Pemprov Jateng Selidiki Kasus Keracunan MBG di Rembang, Banyumas dan Kebumen |
![]() |
---|
Jumlah Siswa Diduga Keracunan MBG di Karanglewas Banyumas Capai 115, Operasional Dapur SPPG Distop |
![]() |
---|
Keracunan MBG Lagi, Kali Ini Gara-gara Siswa dan Guru Disuguhi Menu Ikan Hiu Goreng |
![]() |
---|
Setiap Hari Ada Kabar Siswa Keracunan MBG, 25 September Giliran Wilayah Kebumen |
![]() |
---|
Ini Menu MBG yang Diduga Membuat 173 Siswa SMP di Rembang Keracunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.