Tribun Jateng Hari Ini
Prof Kusmiyati Ungkap BBM dari Sampah Plastik pun Setara Solar
Melalui proses pirolisis, pemanasan pada suhu tinggi tanpa oksigen akan menyebabkan plastik meleleh dan menghasilkan minyak cair mirip solar.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Vito
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Inovasi pengolahan sampah plastik menjadi BBM alternatif menjadi langkah penting menuju lingkungan yang lebih bersih sekaligus mendukung kemandirian energi nasional.
Hal itu seperti dikembangkan tim peneliti sekaligus Ketua Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Prof Kusmiyati, bekerja sama dengan PT Jateng Petro Energi (JPEN) dan PT Arif Mobilindo Surakarta.
Prof Kusmiyati mengatakan, gunungan sampah plastik selama ini menjadi persoalan lingkungan. Kini, mulai ditemukan solusi inovatif melalui teknologi pirolisis.
Menurut dia, limbah plastik rumah tangga dan industri berhasil diubah menjadi bahan BBM alternatif yang memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan.
Melalui proses pirolisis, pemanasan pada suhu tinggi tanpa oksigen akan menyebabkan plastik meleleh dan menghasilkan minyak cair mirip solar.
"Setiap 1 kg plastik dapat menghasilkan sekitar 600-700 mililiter BBM cair. Bahan bakar itu telah diuji pada mesin diesel dan berhasil menyala dengan stabil,” katanya, Selasa (15/10).
Prof Kusmiyati berharap, inovasi itu dapat menjadi solusi strategis untuk menghadapi dua persoalan, yakni penumpukan sampah plastik dan keterbatasan pasokan energi.
"Dengan sistem itu, masyarakat tidak hanya bisa membersihkan lingkungannya, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi dari hasil olahan sampah," ujarnya.
Tak hanya menghasilkan bahan bakar cair, Prof Kusmiyati menuturkan, proses pirolisis meninggal residu padat yang dapat dimanfaatkan sebagai katalisator untuk meningkatkan kualitas minyak.
Ia menyebut, pengembangan katalisator itu menjadi faktor penting agar BBM plastik memiliki mutu yang lebih baik dan stabil untuk pemakaian jangka panjang.
“Dengan rekayasa katalisator, kami bisa meningkatkan performa BBM plastik. Melalui proses dewaxing katalitik, molekul rantai panjang yang membuat minyak bersifat lilin bisa dipecah menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga kualitas minyaknya jauh lebih optimal,” jelasnya.
Prof Kusmiyati mengungkapkan, penerapan teknologi dewaxing katalitik juga memberi manfaat strategis. Proses pirolisis menjadi lebih stabil, risiko penyumbatan dapat ditekan, dan efisiensi operasional meningkat.
Hasilnya, mesin bisa beroperasi lebih lama dengan gangguan minimal, sehingga biaya perawatan berkurang dan proses pengolahan lebih ekonomis.
Ia menegaskan, kualitas BBM plastik yang dihasilkan kini setara dengan solar produksi Pertamina.
Saat ini, timnya sedang melakukan standarisasi di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
"Keberhasilan ini merupakan hasil penelitian bertahap, mulai dari bahan baku, pengembangan katalisator, hingga proses pemurnian. Kami siap bekerja sama dengan perusahaan untuk memasarkan produk BBM plastik ini,” ucapnya. (Eka Yulianti Fajlin)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.