Berita Slawi
Gobak Sodor: Permainan Tradisional yang Bangkitkan Nostalgia di Kalangan Pelajar Tegal
Gobak Sodor kembali populer di Festival Permainan Tradisional Tegal. Yudi dan tim SMK Binus tampil kompak dan menang 3-2, penuh semangat nostalgia.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI -- Di tengah dominasi gadget dan teknologi digital, permainan tradisional Indonesia seperti Gobak Sodor mulai kembali mendapat tempat di hati generasi muda.
Salah satu buktinya terlihat jelas dalam Festival Permainan Tradisional Kabupaten Tegal yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, Rabu (27/8/2025), di Lapangan Pemkab Tegal.
Kegiatan ini mempertemukan 620 pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA, dengan total 80 tim yang mengikuti berbagai lomba permainan tradisional, termasuk estafet egrang dan Gobak Sodor.
Antusiasme peserta membuktikan bahwa permainan masa kecil ini masih relevan dan menyenangkan untuk dimainkan bersama.
Salah satu peserta yang menonjol dalam lomba Gobak Sodor adalah Yudi Akso, siswa SMK Bina Nusa Slawi (SMK Binus).
Ia mengaku sangat bersemangat mengikuti lomba ini karena permainan Gobak Sodor membangkitkan kenangan masa kecil saat bermain bersama teman-teman di lingkungan rumah.
“Permainan ini sebenarnya sudah kami kenal sejak kecil, tapi sudah sangat jarang dimainkan sekarang. Latihan seminggu terakhir jadi ajang penyegaran dan menumbuhkan kekompakan,” ujar Yudi.
Tim Gobak Sodor putra dari SMK Binus terdiri dari gabungan siswa kelas X hingga XII. Dengan latihan intensif selama satu minggu, mereka tampil penuh strategi dan kerja sama tim yang solid.
Pada babak pertama, tim Yudi menghadapi tim dari SMK Bhakti Praja Talang. Pertandingan berlangsung sengit, namun akhirnya dimenangkan oleh tim SMK Binus dengan skor 3-2.
Kemenangan ini bukan hanya hasil latihan fisik, tetapi juga kekompakan dan komunikasi antaranggota tim.
“Kami sangat ingin menang, tapi yang lebih penting adalah kami bisa merasakan kembali keseruan Gobak Sodor. Rasanya seperti kembali ke masa kecil,” kata Yudi, penuh semangat.
Gobak Sodor bukan hanya permainan fisik yang menghibur, tapi juga memiliki banyak nilai edukatif:
- Melatih strategi dan kerja sama tim
- Menumbuhkan sportivitas
- Mengasah kelincahan dan konsentrasi
- Mengurangi ketergantungan pada gadget
Sayangnya, permainan ini sudah sangat jarang terlihat di lingkungan perkotaan. Oleh karena itu, kegiatan seperti Festival Permainan Tradisional ini menjadi sangat penting untuk melestarikan budaya lokal sekaligus mengajarkan nilai-nilai positif pada generasi muda.
Kesimpulan: Gobak Sodor Masih Layak Diperjuangkan
Kisah Yudi dan timnya menjadi bukti nyata bahwa permainan tradisional seperti Gobak Sodor belum punah. Melalui festival dan lomba seperti ini, kita bisa mengenalkan kembali permainan khas Indonesia kepada anak-anak dan remaja, sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan dan cinta budaya lokal.(*)
Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkab Jepara Bersama Kodim 0719 Bentuk Kompi Produksi
Baca juga: IHSG Hari Ini Naik ke 7.936,17, Saham PGEO dan MBMA Jadi Pendorong Utama
Baca juga: Bertemu Mahasiswa Baru Polines, Gubernur Ahmad Luthfi: Tulang Punggung Investasi di Jawa Tengah
620 Pelajar di Kabupaten Tegal Ikuti Lomba Permainan Tradisional Estafet Egrang dan Gobak Sodor |
![]() |
---|
Batik Custom Sesuai Selera di Galeri Petik Tegal, Motif Kemerdekaan, Kapal Sampai Kucing |
![]() |
---|
Galeri Petik Tegal Ciptakan Batik Motif Pesawat Hingga Tengkorak Sesuai Permintaan Konsumen |
![]() |
---|
Hingga Juli 2025 Sebanyak 145.740 Batang Rokok Ilegal Diamankan TIm Gabungan Kabupaten Tegal |
![]() |
---|
Lestarikan Budaya Lokal, DKDKT Gelar Festival Permainan Tradisional dan Lomba Dongeng Bahasa Tegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.