Tribunjateng Hari ini
Mahasiswa Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga untuk Iko Juliant di Kampus Unnes
Sekitar 500-an mahasiswa menggelar aksi solidaritas untuk mendiang Iko Juliant di kampus Unnes.
Penulis: Achiar M Permana | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Sekitar 500-an mahasiswa memadati kawasan patung Dewi Themis di depan dekanat Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes), Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (2/9/2025) malam.
Malam itu, mereka menggelar solidaritas untuk mendiang Iko Juliant Junior (19), mahasiswa S1 Ilmu Hukum angkatan 2024, yang meninggal dunia, Minggu (31/8/2025) lalu.
Versi polisi, Iko tewas karena kecelakaan lalu lintas, pada Minggu dini hari.
Baca juga: Air Mata Haru Ratusan Mahasiswa Unnes saat Tabur Bunga, Aksi Solidaritas untuk Iko Juliant Junior
Awalnya, polisi menyebut bahwa kecelakaan terjadi di Jalan Dr Cipto, belakangan kemudian direvisi menjadi Jalan Veteran.
Adapun versi Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni (PBH IKA) FH Unnes, Iko menjadi korban penganiayaan oleh polisi.
Dewi Themis merupakan dewi keadilan, hukum, dan kebijaksanaan dalam mitologi Yunani kuno, yang menjadi lambang keadilan di banyak negara.
Di bawah patung Dewi Themis, malam itu, para mahasiswa menyalakan lilin dan menaburkan bunga untuk Iko.
Penyalaan lilin dan tabur bunga itu diiringi sejumlah lagu rohani nasrani.
Acara dimulai pukul 19.30 dengan doa bersama, dilanjutkan pembacaan puisi, serta prosesi penyalaan lilin dan tabur bunga.
Seluruh mahasiswa yang hadir kompak mengenakan pakaian serbahitam.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH Unnes, M Gossan Daffa Majid menyampaikan, aksi ini menjadi bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kepergian Iko.
“Dari dinamika yang terjadi di media, kami menganggap ini ada kejanggalan. Artinya, mau tidak mau, kita harus bergerak. Minimal kita sebagai mahasiswa menunjukkan solidaritas dan berdoa bersama agar almarhum tenang,” ujar Gossan.
Gossan menambahkan, langkah hukum sepenuhnya diserahkan kepada Pusat Bantuan Hukum (PBH) IKA FH Unnes.
Sementara mahasiswa lebih fokus pada aksi solidaritas dan penghormatan terakhir untuk almarhum.
Sementara itu, Ketua Kerohanian Mahasiswa Kristen (KMK) FH Unnes, Samuel Samosir, yang juga teman dekat almarhum, mengaku sangat kehilangan sosok Iko.
“Iko adalah mahasiswa semester tiga, orangnya periang, suka bercanda, dan selalu mencairkan suasana. Kami di KMK merasa sangat kehilangan,” ungkapnya.
Rumah duka
Sementara itu, pada Selasa pagi, rumah orang tua Iko di Jalan Koro Raya, Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang, tampak tidak banyak aktivitas.
Rumah itu sudah agak lengang karena proses pemakaman Iko sudah dilakukan sehari sebelumnya, Senin (1/9/2025).
Saat Tribun Jateng menyambangi rumah tersebut, terdapat satu karangan bunga untuk almarhum Iko dari keluarga besar FH Unnes Semarang yang berdiri tegak di teras rumah.
Karangan bunga itu menjadi tanda bahwa seisi rumah itu sedang dihinggapi duka.
Di teras rumah bercat krem itu, ada satu pria dan tiga perempuan sedang duduk berkumpul.
Ketika ibu Iko menerima Tribun di satu ruangan rumahnya, kesedihan tampak masih menggelayut.
Iko telah berpulang dengan kematian yang masih penuh kejanggalan.
Namun, ibunya menyakini bahwa Iko telah di surga.
Dalam pertemuan itu, ibu Iko enggan memberikan keterangan lebih jauh soal kematian anaknya.
"Keluarga Iko menyerahkan pendampingan kepada kami PBH IKA FH Unnes dari upaya hukum maupun klarifikasi ke media, jadi kami mohon pengertiannya keluarga masih berduka," jelas anggota PBH IKA FH Unnes, Naufal Sebastian, Selasa.
Investigasi
Naufal juga meminta waktu agar pihaknya melakukan investigasi internal terkait penyebab kematian korban.
"Kami masih lakukan investigasi terutama meminta keterangan kepada saksi lain yang bersama Iko ketika kejadian, dia masih dirawat di rumah sakit," paparnya.
Naufal menyebut, kejanggalan tersebut di antaranya Iko meninggal dengan kondisi muka lebam.
"Ada luka di bibir, sobek. Kemudian ada bonyok lebam di mata. Apakah itu hasil atau akibat dari kecelakaan atau yang lain, kami perlu investigasi lebih dalam," terangnya.
Kejanggalan berikutnya ada jeda waktu yang cukup lama antara kejadian “kecelakaan” yang dialami korban dan proses korban dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan (STP) yang dikeluarkan oleh Satlantas Polrestabes Semarang, Iko mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Dr Cipto, Kota Semarang, Minggu (31/8/2025) pukul 02.30.
Surat STP yang ditandatangani oleh Aiptu Hardiyanto itu menerangkan sepeda motor dan SIM Iko disita polisi.
Adapun keterangan dari petugas keamanan RSUP Kariadi, korban diantar oleh mobil Brimob, pada Minggu pukul 11.00.
"Karena kalau itu benar-benar kecelakaan harusnya langsung dibawa ke rumah sakit," paparnya.
Lokasi kecelakaan
Naufal juga semakin sangsi terkait penyebab kematian korban karena lokasi kecelakaan yang dialami oleh Iko masih simpang siur.
Polisi menyebut, kecelakaan terjadi di Jalan Dr Cipto, tetapi ada pula yang menyebut di Jalan Veteran.
“Hal ini perlu perlu kami klarifikasi dan investigasi lebih jauh lagi," terang Naufal.
Ia menambahkan, keterangan dari ibu Iko juga semakin menguatkan kejanggalan tersebut yakni korban sempat mengigau selepas operasi di RS Kariadi .
Korban mengigau agar jangan dipukuli lagi.
"Ada pesan dari alam bawah sadar korban yang diduga mendapatkan kekerasan sebelum meninggal dunia," ungkapnya.
Di sisi lain, PBH IKA FH Unnes mendesak polisi agar membuka penyebab kematian Iko.
Desakan tersebut dilontarkan karena kematian Iko masih diliputi kejanggalan.
"Kami mendesak kepolisian agar memberikan klarifikasi agar penyebab kematian Iko ini tidak menjadi bola liar," terang Ketua PBH IKA FH Unnes, Ady Putra Cesario, Selasa.
Selain mendesak kepolisian, Ady dan timnya yang sudah ditunjuk oleh keluarga korban sebagai kuasa hukum sedang melakukan penelusuran terhadap penyebab kematian korban secara internal.
Pengumpulan fakta itu berdasarkan dari bukti-bukti dan saksi-saksi yang lain.
"Kami masih menduga-duga apakah ini murni dari kecelakaan atau yang lain," terangnya.
Dalam kesempatan terpisah, Satlantas Polrestabes Semarang buka suara soal kecelakaan yang disebut menyebabkan kematian Iko.
Polisi menyatakan, masih menyelidiki kasus kecelakaan tersebut. "Masih kami dalami," kata Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Candra, Senin malam. (F Ariel Setiaputra/Iwan Arifianto)
Inu Libatkan Anak-anak Timbulsloko saat Lukis Masjid Tenggelam di Desa Terendam Rob Sayung |
![]() |
---|
Gedung Pemkot Pekalongan Tak Layak Digunakan Lagi, Aaf: Rekomendasinya Rirobohkan |
![]() |
---|
Disdikbud Jateng Imbau Adanya Pengawasan Pelajar terkait Maraknya Demo di Tanah Air |
![]() |
---|
Slamet Tekuni Bisnis Susu Kambing Kaleng Setelah Tidak Bekerja di Luar Negeri Lagi |
![]() |
---|
Trump Ingin Jadikan Gaza sebagai Kawasan Pariwisata dan Teknologi, Seluruh Warga Dipindahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.