Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purbalingga

Kisah Sulemi, Eks Cakrabirawa Asal Purbalingga: Dari Stigma G30S hingga Disegani Warga

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S/ PKI adalah sebuah peristiwa kelam yang didalangi

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Farah Anis Rahmawati
ISTRI SULEMI - Sri Pangestuningsih, istri almarhum Sulemi saat menujukan foto nya bersama dengan almarhum suaminya, Selasa (30/9/2025). 


Saat itu, Sri dikenalkan oleh mantan kekasihnya kepada Sulemi.

Mereka pun akhirnya saling mengenal dan saling menyukai satu sama lain. 


Kondisi Sri saat itu merupakan seorang janda. Ia bercerai dengan suaminya yang merupakan anggota Kopasus di Magelang, dan membawa dua orang anak dari pernikahan tersebut. 


"Saya sudah tahu kalau dia katanya anggota Cakrabirawa, mantan G30S/PKI.

Tapi saya biasa saja, enggak takut atau gimana, cuma memang waktu itu sempat diperingatkan kalau dekat sama mantan G30S itu hidupnya bakal susah dan anaknya nanti tidak akan dapat pekerjaan, bahkan sampai lima turunan," jelasnya. 


Sri pun akhirnya meminta izin untuk menikah.

Meskipun saat itu Sulemi tidak bekerja dan masih banyak stigma negatif tentangnya, ia tetap bertekad untuk menerima. 


Namun saat meminta izin untuk menjalani kehidupan berumah tangga, keluarga Sri sempat menolak.

Bahkan Sri sempat diasingkan ke rumah adiknya di Surabaya. Pengasingan tersebut rupanya tidak merubah perasaan Sri.

Ia tetap berhubungan baik dengan Sulemi meski melalui surat. 


"Tapi meski saya diasingkan, kita sering berkomunikasi melalui surat," katanya. 


Lambat laun, hubungan mereka pun akhirnya direstui sang ayah. Ayah Sri terkagum karena melihat sosok Sulemi yang rajin, baik dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan dalam kegiatan sosial di sekitar tempat tinggalnya. 


"Kata bapak saya, Sulemi ini orangnya rajin, suka bantu-bantu warga disini bersih-bersih. Bapak saya pikirnya oh mungkin dia sosok yang bakal sayang istri, akhirnya hubungan kami direstui," ujarnya. 


Sri dan Sulemi akhirnya resmi menikah pada bulan April tahun 1981. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak laki-laki di tahun 1982. 


Meski dalam kehidupan rumah tangganya sang suami sempat kesusahan untuk mencari pekerjaan, akibat stigma negatif yang terus melekat. Sri menceritakan Sulemi sempat bekerja selama 1,5 tahun di Tanjung Priok. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved