Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Cilacap

Gelombang Tinggi 4 Meter Ancam Perairan Cilacap, Nelayan Diminta Waspada

BMKG Tunggul Wulung Cilacap mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah.

Tribunjateng/Rayka Diah
CUACA EKSTREM - Kapal nelayan bertambat di PPS Cilacap. Cuaca ekstrem di Cilacap berdampak pada aktivitas nelayan, biaya melaut tak sebanding hasil tangkapan, Rabu (1/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tunggul Wulung Cilacap mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah.

Prakirawan BMKG Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan, menyebutkan ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Baca juga: Gempa Terkini Rabu 1 Oktober 2025 Sore Ini Baru Terjadi di Sumenep, Info Lengkap BMKG Klik di Sini

"Gelombang tinggi berpeluang terjadi di perairan Cilacap, Kebumen, dan Purworejo mulai 1 hingga 4 Oktober 2025," kata Rendi, Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan angin bertiup dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 2 hingga 15 knot.

BMKG juga melaporkan kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Cilacap pada pagi hari umumnya hujan ringan.

Berdasarkan pantauan, hujan ringan terjadi di Kroya, Majenang, Sidareja, dan Cilacap dengan suhu 24-25°C serta kecepatan angin 13,9 kilometer per jam.

Pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan wisatawan pantai, untuk berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi.

"Kami sarankan kapal nelayan kecil, perahu tradisional, maupun kapal wisata tidak memaksakan melaut saat gelombang tinggi terjadi," ujar Rendi.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjo, mengakui nelayan kecil paling terdampak dengan kondisi cuaca tidak menentu.

Menurutnya, hasil tangkapan nelayan kapal kecil menurun drastis hingga 80 persen.

Baca juga: Gempa Terkini Rabu 1 Oktober 2025 Siang Ini, Baru Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik di Sini

"Padahal saat ini sudah masuk musim angin timuran, tapi banyak kapal kecil yang pulang tanpa hasil," ungkap Sarjo.

Ia menambahkan, untuk kapal berukuran di bawah 6 gross ton, biaya melaut setiap hari dapat mencapai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.

Sarjo berharap pemerintah memberikan perhatian khusus agar nelayan kecil bisa bertahan di tengah cuaca ekstrem. (ray) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved