Berita Jateng
Disdikbud Jateng Tepis Isu Tutup Kasus Video Porno AI SMAN 11: "Kita Sedang Berproses Terus"
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng menepis kabar telah menutup kasus penyebaran video porno hasil editan artificial intelligence (AI).
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng tepis beredarnya kabar penutupan kasus penyebaran video porno hasil editan artificial intelligence (AI) di SMAN 11 Semarang.
Berdasarkan informasi yang beredar kasus itu ditutup karena kedua orang tua Chiko Radityatama Agung Putra pelaku penyebar video merupakan seorang polisi.
"Halah mboten. Iku nopo sing nulis ga jelas. Kita sedang berproses terus," ujar Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Jateng, Kustrisaptono saat dihubungi tribunjateng.com, Minggu (19/10/2025).
Baca juga: INFOGRAFIS: Gunakan AI, Chiko Buat Ribuan Konten Porno
Kustrisaptono mengatakan saat ini Disdikbud Jateng bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah terus melakukan pendampingan. Bahkan kepala DP3AP2KB akan melaksanakan apel di SMA 11 pada Senin (20/10/2025) pagi.
"Besok kita apel pagi pembinannya dari DP3AP2KB. Artinya kami masih melakukan pendampingan kepada alumni dan siswa yang kondisinya trauma psikologis," tuturnya.
Mengenai penanganan hukum, pihaknya saat ini menyerahkan ke Ditres Siber Polda Jateng. Dirinya belum tahu apakah perkara itu ada pelanggaran hukum atau tidak.
"Misal sanksi akademik dia (pelaku) bukan lagi merupakan siswa SMA 11. Karena sudah lulus tidak bisa memberikan sanksi akademik. Yang punya wewenang ya dari Perguruan Tinggi anak itu," jelasnya.
Pada prinsipnya, kata dia, Disdikbud Jateng bersama sekolah dan DP3AP2KB siap memberikan pendampingan bagi siswa yang mengalami trauma. Pihaknya siap menyiapkan psikolog untuk menangani trauma korban.
"Kalau korban alumni kami tidak bisa mendeteksi berapa banyak yang menjadi korban. Kalau siswa sendiri tidak ada yang diedit atau rekayasa oleh pelaku," jelasnya.
Dikatakannya ada beberapa foto siswa yang ikut masuk dalam satu frame. Nama foto siswa itu tidak edit oleh pelaku.
"Guru juga termasuk dalam foto biasa dan tidak diedit apapun. Linknya sudah dihapus yang bisa melacak dari sumber," tuturnya.
Meski korban rata-rata alumni, kata dia, pemerintah tidak lepas tangan. Para alumni bisa datang untuk berkoordinasi.
"Alumni atau siswa kami siap mendampingi," imbuhnya.
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada inisiasi untuk mengumpulkan alumni. Pihaknya siap hadir jika alumni SMA 11 mengadakan koordinasi.
"Forum alumni kalau tidak ada kejadian saja kita sering kumpul. Apalagi ketika ada masalah," ujarnya.
Sementara itu Ombudsman Perwakilan Jateng menyoroti isu ditutupnya kasus penyebaran video porno yang menimpa SMA 11.
Kepala Ombudsman Jateng, Siti Farida mendesak kepada Disdikbud Jateng dan DP3AP2KB untuk memperjuangkan maupun mendampingi korban video porno tersebut. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan koordinasi dengan sekolah dan dinas-dinas menaungi perkara tersebut.
"Mungkin besok Selasa datang ke sekolah itu untuk mencari tahu langsung duduk perkara tersebut," jelasnya.
Dia meminta kepolisian dan dinas terkait untuk terus mengawal kasus. Pihaknya juga membuka hotline pengaduan untuk para korban di nomor 08119983737.
"Kami meminta pengaduannya tidak hanya sama wartawan. Pengaduannya ke kami agar kami bisa bertindak apakah pihak-pihak terkait mengawal kasus itu atau tidak," tuturnya.
Ia menuturkan Ombudsman Jateng menjamin kerahasian identitas pengadu. Pihaknya akan memberikan ruang khusus untuk para korban agar bisa leluasa memberikan informasi.
"Kami ingin mereka bisa blak-blakan menyampaikan keluhannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala UPTD PPA Provinsi Jawa Tengah, Eka Suparti mengungkapkan sosok orang tua pelaku penyebar video porno itu adalah seorang Polisi.
"Sudah saya tanyakan ke Ibu Kepala Sekolahnya memang kedua orangruanya dari kepolisian baik bapak maupun ibunya," ujar Kepala UPTD PPA Provinsi Jawa Tengah, Eka Suparti saat ditemui di kantornya, Kamis (16/10/2025).
Menurut informasi yang diterimanya, kedua orang tua Chiko telah berpisah sejak dirinya masih kelas 5 SD.
Sekarang Chiko ikut bersama ibunya.
"Sekarang ikut ibunya apakah masih ada komunikasi dengan bapaknya belum terinfo hingga saat ini," jelasnya.
Menurutnya, saat ini UPTD PPA masih menunggu korban untuk melaporkan tindakan tak senonoh pelaku. Dirinya tidak bisa memaksa korban untuk melanjutkan perkara tersebut.
"Kami berusaha di pencegahan agar jangan sampai anak-anak menjadi korban perkembangan teknologi," tuturnya.
Eka menyebut korban rata-rata merupakan alumni SMA 11 dan menjadi mahasiswi. Pihaknya akan berkoordinasi untuk memberikan pendampingan.
"Infonya mahasiswi itu sedang menjalankan mid semester," ujarnya.
Baca juga: Profil Chiko, Anak Polisi Penyebar 1.100 Konten Porno Hasil AI, Sudah Broken Home Sejak Kelas 5 SD
Pihaknya akan secepatnya untuk melakukan pendampingan terhadap korban. Namun dirinya belum mendapatkan informasi berapa jumlah korbannya.
"Waktu kejadiannya kapan kami belum mendapat informasi. Jadi kami belum bisa memberikan informasi apa-apa. Dan saya mendapat gambaran utuh ibu dari kepala sekolah itu dan taunya dari alumni," kata dia.
Bahkan, kata dia, ada korban yang ibunya masih menjadi guru dari sekolah itu. Pihaknya membuka hotline pengaduan di nomor 085799664444.(rtp)
| Sport Tourism di Jateng Perlu Dibarengi dengan Aksi Pelestarian Lingkungan |
|
|---|
| Kejutan, Tim Sambo Jateng Amankan Tiga Medali Emas di Hari Pertama PON Bela Diri 2025 Kudus |
|
|---|
| Menanti Sidang Etik AKP Nundarto Polisi Kendal yang Selingkuh Digrebek, Dipecat Atau Dipertahankan |
|
|---|
| Geliatkan Pariwisata Jateng, 1.000 Peserta Ramaikan Slamet Trail Run 2025 |
|
|---|
| Hebatnya Kapolres Magelang Kota, Sudah 5 Korban Penganiayaan Melapor Tapi Tetap Tak Diperiksa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.