Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prakiraan Cuaca

Prakiraan Cuaca Cilacap 3 Hari ke Depan, BMKG : Warga Diimbau Waspada

Prakiraan cuaca di wilayah Cilacap, Jawa Tengah diprediksi masih akan turun hujan lebat dalam 3 hari kedepan.

Tribunjateng.com/Pingky Setiyo Anggraeni
Ilustrasi Prakiraan Cuaca Cilacap: Kondisi langit di Pantai Teluk Penyu terpantau mendung dan berawan. Jumat (12/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Prakiraan cuaca di wilayah Cilacap, Jawa Tengah diprediksi masih akan turun hujan lebat dalam 3 hari kedepan.

BMKG mengimbau warga Cilacap dan sekitarnya untuk tetap wasapada terkait bencana hidrometrologi yang muncul berbarengan dengan cuaca buruk.

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpeluang terjadi dalam tiga hari ke depan, mulai 2 hingga 4 November 2025.

Baca juga: Diterjang Angin Kencang, Rumah Warga di Cilacap Ambruk, BPBD Salurkan Bantuan Stimulan

Baca juga: Kejar Target Investasi 2025, Pemkab Cilacap Kenalkan Potensi Unggulan Tarik Investor Baru

Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan menjelaskan, hujan dapat disertai petir dan angin kencang dalam durasi singkat di beberapa wilayah.

"Kondisi atmosfer saat ini masih cukup labil, sehingga memicu pembentukan awan-awan hujan yang cukup aktif di wilayah Cilacap dan sekitarnya," kata Rendi kepada tribunjateng.com, Minggu (2/11/2025).

Ia menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika atmosfer yang tengah berkembang di wilayah Indonesia bagian barat.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi iklim global saat ini berada pada fase netral ENSO dengan indeks NINO 3.4 sebesar -0,42.

Meski demikian, nilai Southern Oscillation Index (SOI) terpantau sebesar +11,2, yang menandakan adanya aliran massa udara signifikan dari Samudra Pasifik tengah ke arah barat Indonesia.

"Fenomena ini berperan dalam meningkatkan pola pembentukan awan konvektif yang memicu hujan di banyak wilayah Indonesia, termasuk Cilacap," jelas Rendi.

Selain itu, indeks Dipole Mode Index (DMI) juga menunjukkan nilai negatif sebesar -1,41 yang menandakan adanya peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat.

Menurut Rendi, kondisi tersebut semakin memperkuat potensi terbentuknya awan hujan di wilayah Jawa bagian selatan.

Faktor lain yang berperan adalah aktifnya gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency yang melintasi Pulau Jawa.

"Gelombang-gelombang atmosfer ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Cilacap," ujarnya.

BMKG juga mencatat adanya gangguan pola angin di atas wilayah Jawa yang menunjukkan perlambatan kecepatan atau konvergensi angin.

Kondisi itu dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang wilayah Cilacap.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved