Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Update Kasus Keracunan MBG SMKN 1 Kandeman Batang, Hasil Lab Pastikan Cemaran E Coli Jadi Pemicu

Dugaan keracunan massal yang menimpa siswa SMKN 1 Kandeman akhirnya menemukan titik terang.

Penulis: dina indriani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Dina Indriani
HASIL UJI LAB - Dinas Kesehatan Kabupaten Batang menerima hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, pada Sabtu (8/11/2025). Plt Kepala Dinas Kesehatan Batang, dr. Ida Susilaksmi, mengatakan bahwa pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan adanya cemaran bakteri Escherichia coli (E. coli) pada sejumlah sampel makanan dan minuman. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Dugaan keracunan massal yang menimpa siswa SMKN 1 Kandeman akhirnya menemukan titik terang.


Dinas Kesehatan Kabupaten Batang menerima hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang, pada Sabtu (8/11/2025).  


Plt Kepala Dinas Kesehatan Batang, dr. Ida Susilaksmi, mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan adanya cemaran bakteri Escherichia coli (E. coli) pada sejumlah sampel makanan dan minuman.  


“Dari hasil laboratorium ditemukan cemaran mikrobiologi pada air, nasi, dan ayam yang diperiksa,” tutur dr. Ida, Rabu (12/11/2025).  


Gejala yang Dialami Siswa

Menurut dr. Ida, E. coli sebenarnya merupakan bakteri yang lazim berada di usus besar manusia.


Namun, jika jumlahnya berlebihan dan kondisi daya tahan tubuh sedang menurun, bakteri ini bisa menimbulkan keluhan kesehatan.  

Baca juga: Kisah Tukang Becak Tua Jepara, Setia Mengayuh Sejak 1980an: Alhamdulillah Masih Bisa Narik


“Gejala yang muncul pada siswa berupa sakit perut, mual, dan muntah,” jelasnya.  


Selain makanan, sampel air juga terdeteksi mengandung E. coli.


Cemaran tersebut diduga berasal dari sanitasi air yang kurang higienis.  


Menanggapi temuan ini, Dinas Kesehatan menegaskan perlunya kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) higienis bagi seluruh Satuan Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) yang menjadi penyedia makanan program sekolah.  


Ada beberapa poin yang ditekankan diantaranya sertifikasi SLHS sejak Oktober 2025, seluruh SPPG wajib memiliki sertifikat Standar Laik Higiene Sanitasi (SLHS).


Hingga 8 November, baru enam SPPG yang sudah mengantongi sertifikat, yakni Kauman 1, Kauman 2, Kesepuhan, Polres, Karanganom, dan Lebo Gringsing.  


"Lalu pengawasan menyeluruh mulai dari penyiapan bahan, proses memasak, hingga distribusi makanan harus sesuai aturan," ujarnya.


Pengendalian waktu distribusi, makanan yang selesai dimasak harus segera dikirim ke sekolah agar tidak memberi peluang pertumbuhan bakteri.  

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved