Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Giliran Nampan MBG Disorot, Disebut Mengandung Minyak Babi hingga Bahannya Tak Direkomendasikan

Nampan tersebut konon diproduksi di China, bukan di Indonesia. Padahal niat awal pengadaan MBG antara lain juga untuk menciptakan lapangan kerja

Editor: muslimah
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Ilustrasi wadah makanan atau food tray program makan bergizi gratis. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Food tray atau nampan untuk makan bergizi gratis (MBG) menuai sorotan.

Nampan tersebut konon diproduksi di China, bukan di Indonesia. Padahal niat awal pengadaan MBG antara lain juga untuk menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

Food tray tersebut dikabarkan mengandung minyak babi yang digunakan sebagai pelumas saat pembuatannya.

Tentu ini melukai hati warga Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.

Dan ada sejumlah kekurangan lain dalam nampan tersebut.

Baca juga: RSUD Kewalahan Tangani Korban Keracunan MBG di Lebong Bengkulu yang Jumlahnya Capai 281 Siswa

Baca juga: Nasib Guru di Sleman Setelah Viral Diminta Mencicipi MBG, Ikut Keracunan Bersama 378 Siswa

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, impor food tray atau nampan makanan bisa dihentikan jika memang terbukti mengandung minyak babi. 

Budi mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang melakukan inspeksi terhadap food tray yang dimaksud.

Inspeksi salah satunya dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi sekarang itu kan kita juga masih menunggu inspeksi dari salah satunya (yang dilakukan) dari BPOM benar atau tidak gitu ya," ujar Budi usai menghadiri acara IFRA Business Expo 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

"Kalau misalnya terbukti ada, ya kita stop si itu nya, supplier-nya yang kalau pabriknya mengandung babi," tuturnya.

Saat ditanya lebih lanjut apakah yang berpeluang dihentikan adalah impor dari China, Budi membenarkan.

Namun, semua itu harus berdasarkan hasil investigasi.

"Ya misalnya itu (dari China). Makanya kita inspeksi dulu yang mana, supplier-nya siapa," katanya.

Sebagai solusi, ke depannya pemerintah bisa mencari food tray dari produk yang aman.

"Kan cari supplier yang enggak ada minyak babinya misalnya.Kita bisa cari solusi," lanjut Budi.

Lebih lanjut Budi juga mengungkapkan, Kementerian Perdagangan sudah mengusulkan agar produk food tray dikenai kewajiban sertifikat standar nasional Indonesia (SNI).

Kewajiban diusulkan untuk produk food tray yang diproduksi di dalam maupun luar negeri.

"Kita mendorong supaya food tray itu dikenakan SNI wajib. Kan banyak itu food tray mempersyaratkan harus begini-begini biar bagus, aman dan sebagainya. Salah satu caranya ya menjadi SNI wajib," papar Budi.

"Kami sudah menyampaikan, sudah kita rapat dengan kementerian yang terkait," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, media sosial diramaikan dengan informasi yang menyebutkan bahwa nampan atau food tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga mengandung minyak babi.

Minyak babi atau turunannya itu disebut digunakan sebagai komponen pelumas.

Tak hanya itu, tempat makan MBG yang bertuliskan "Made In Indonesia", juga disebut diimpor dari China.

"Nampan MBG sengaja dilabeli 'made in indonesia' tapi aslinya bikinan industri rumahan China.

"Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang," bunyi narasi yang diunggah oleh akun @fahr****, Senin (25/8/2025).

Ia juga menyertakan tangkapan layar e-katalog yang menunjukkan piring ompreng atau nampan itu merupakan produksi dalam negeri lengkap dengan harganya.

Akun itu juga melampirkan hasil investigasi yang diterbitkan oleh salah satu media berbahasa Inggris dengan judul "From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns" yang tayang pada Senin.

Selain mengandung minyak babi, akun itu juga menuliskan, nampan MBG disebut terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel tipe 201.

Padahal, para ahli kesehatan melarang stainless steel 201 kontak langsung dengan makanan.

"Stainless steel 201 tidak direkomendasikan untuk kontak dengan makanan karena lebih mudah melarutkan logam, terutama dari makanan asam," tulis akun itu.

Menanggapi isu itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana memastikan akan melakukan pengecekan tempat makan MBG yang diimpor dari Chaoshan, China.

"Sedang check and recheck," kata Dadan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

Dadan juga menyatakan, pihaknya selama ini memang belum pernah melakukan pengadaan ompreng sebagai food tray untuk MBG.

"BGN kan belum pernah melakukan pengadaan (food tray)," ujar Dadan.

(Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved