Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala

Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala

Editor: Awaliyah P
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
AMBRUK: Kondisi bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk, sebanyak 79 korban dievakuasi dan satu orang dinyatakan meninggal dunia, Senin (29/9/2025). (KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH). Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala. 

"Santunan yang dikembalikan menjadi simbol ketulusan, keikhlasan, dan dukungan moral untuk pembangunan serta keberlangsungan kegiatan pendidikan di Pesantren Al-Khoziny," ujar Qoderi.

Sementara itu, hingga Sabtu (4/10/2025) malam, Basarnas mencatat total 26 santri meninggal dunia dari 130 korban yang ditemukan di lokasi reruntuhan bangunan.

Dari jumlah itu, 104 santri dinyatakan selamat.

Operasi pencarian masih terus berlanjut dengan melibatkan ratusan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan lokal.

Haical Santri yang Selamat Diamputasi

Kisah lain datang dari Haical, santri yang selamat tapi harus diamputasi karena kesehatannya menurun drastis.

Syahlendra Haical (13) korban selamat dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny harus diamputasi karena kesehatannya menurun drastis.

Haical mengalami infeksi yang sudah menjalar ke hati dan ginjal.

Sebelumnya, Haical berhasil dievakuasi setelah 3 hari tertimpa bangunan ambruk.

Ia langsung mendapat perawatan di RSUD R.T Notopuro Sidoarjo.

Saat dilakukan rontgen, hasilnya cukup mengejutkan karena dokter menyatakan tubuh Haical dalam keadaan normal seluruhnya.

Namun ternyata, terjadi gangguan pada fungsi ginjal dan hati Haical.

Sehingga harus dilakukan amputasi pada Jumat (3/10/2025) hingga Sabtu (4/10/2025) dini hari.

"Sudah (diamputasi) pukul 00.30 WIB baru selesai, kaki kiri di atasnya lutut. Habis isya (persiapan) terus kita lakukan tindakan amputasi itu," kata Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Keputusan berat ini harus diambil untuk menyelamatkan nyawa santri tersebut.

"Keluarga kita jelaskan, ini kalau enggak segera dilakukan amputasi mengancam jiwa, kemudian juga kita berkejaran dengan infeksi yang semakin meluas. Ya akhirnya (keluarga) berkenan," ucapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved