Viral Video Panitia Kondangan Catat Isi Amplop di Komputer: Kalau Madura Dibacakan Langsung

Viral Video Panitia Kondangan Catat Isi Amplop di Komputer: Kalau Madura Dibacakan Langsung

Ringkasan Berita:

• Video viral memperlihatkan panitia kondangan di Pujon, Malang, mencatat isi amplop tamu secara digital menggunakan komputer dan menampilkan hasilnya di layar.
•  Tradisi ini disebut bentuk keterbukaan dan pencatatan praktis yang sudah umum di Malang Raya. 
• Menurut MC Ipin Irfani, di Madura bahkan dibacakan lewat pengeras suara. Sistem ini dianggap efisien dan mencegah amplop kosong, meski sebagian warganet menilai terlalu terbuka soal nominal sumbangan.

TRIBUNJATENG.COM – Sebuah video yang memperlihatkan proses pencatatan amplop sumbangan di pesta pernikahan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial setelah diunggah akun TikTok Ipin.Irfani, Senin (3/11/2025).

Dalam video tersebut, para tamu undangan yang datang ke acara pernikahan terlihat menyerahkan amplop berisi uang sumbangan atau buwuhan. 

Uniknya, amplop itu tidak langsung dimasukkan ke dalam kotak seperti lazimnya, melainkan dibuka di tempat dan isinya dicatat menggunakan komputer, bahkan hasilnya ditampilkan di layar monitor di hadapan tamu yang menyerahkan.

Peristiwa ini diketahui terjadi di wilayah Pujon, Kabupaten Malang. 

Cara pencatatan buwuhan secara digital tersebut rupanya bukan hal baru bagi sebagian warga Malang Raya. Tradisi ini sudah dilakukan di beberapa kampung sebagai bentuk keterbukaan dan pencatatan yang dianggap lebih praktis.

Menurut keterangan Ipin Irfani, MC yang turut bertugas di acara tersebut sekaligus pembuat video sebelum viral, praktik ini sudah jamak ditemukan di beberapa daerah di sekitar Malang.

“Tuan rumah memang menyiapkan petugas untuk membuka amplop dan langsung mencatat nama serta jumlahnya di komputer. Sistemnya mirip Excel dan tampil di layar mirror supaya tamu bisa melihat,” dikutip dari Suryamalang.com.

Ia menambahkan bahwa kebiasaan serupa juga bisa ditemui di daerah lain seperti Lumajang, Probolinggo, hingga Situbondo.

“Kalau di Madura malah disebutkan lewat pengeras suara, siapa yang kasih dan berapa nominalnya,” tambahnya.

Ipin menjelaskan, pencatatan langsung seperti ini dilakukan bukan semata-mata untuk pamer, melainkan untuk menjaga keakuratan data sekaligus sebagai bentuk ‘tabungan sosial’ antarwarga.

 “Sumbangan di acara pernikahan biasanya dianggap sebagai simpanan sosial, karena nanti saat tamu itu punya hajat, giliran mereka yang akan dikasih kembali. Ini juga untuk mencegah adanya amplop kosong,” ujarnya.