Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Keracunan MBG

Operasional Dapur SPPG Setempat Dihentikan Sementara Dampak Keracunan MBG di Ungaran

Hari itu, suasana di SD Negeri Ungaran 01, Jalan Diponegoro, Sembungan, Ungaran, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, tak seperti biasanya. 

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
Sejumlah orang tua murid dan perwakilan SPPG setempat l meninggalkan area halaman SDN Ungaran 01, Jalan Diponegoro, Sembungan, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, seusai rapat, Rabu (1/10/2025). Hari itu, distribusi makanan bergizi gratis (MBG) dihentikan sementara dan tidak ada kiriman makanan ke sekolah. 

Tak hanya distribusi yang berhenti, namun juga kepercayaan yang mulai terguncang. 

Menurut Andreas, sebagian siswa dan orang tua mengalami trauma atas insiden tersebut.
"Pihak sekolah serta komite berusaha menenangkan dan kami mendorong adanya daftar menu mingguan yang sederhana, bergizi, dan tahan lama. 

Kualitas bahan baku serta kebersihan dapur harus lebih diperhatikan," tegas dia.

Terdapat Toleransi dan Penolakan

Rapat darurat digelar oleh Komite SDN Ungaran 01 bersama para orang tua murid pada Rabu.

Di tengah kekhawatiran, muncul dua arus besar: sebagian wali murid ingin SPPG penyedia itu diganti, sementara sebagian lainnya masih memberikan toleransi dengan menuntut perbaikan total.

Ketua Komite SDN Ungaran 01, Bambang Muntaha, menyampaikan bahwa keputusan akhir bukan di tangan sekolah atau komite, melainkan di Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penanggung jawab program MBG.
"Kami meminta MBG dihentikan sementara sampai hasil laboratorium keluar. 

Kalau pun SPPG Happy masih ditunjuk, kami minta ada perbaikan besar dalam pelayanan, mulai dari dapur yang higienis, bahan makanan segar, hingga menu yang tidak mudah basi," kata Bambang.

Dalam rapat itu, pihak SPPG hadir langsung dan menjawab berbagai pertanyaan dari wali murid.

Pihak SPPG yang hadir menolak untuk memberikan keterangan atau diwawancarai saat itu juga.

Satu di antara wali murid, Setiasih, orangtua siswa kelas 6A, menyatakan keprihatinannya. 

Dia berharap dapur SPPG itu benar-benar berbenah.
"Tadi dibahas soal perbaikan SPPG dari warung Happy itu, kami ingin ke depannya lebih baik agar kejadian ini tidak terulang. 

Sudah ada beberapa kelas yang menyatakan menolak MBG, tapi kami tunggu hasil uji laboratorium dulu," harap dia.

Setiasih menyebut, setidaknya dua kelas, yakni 2C dan 5B, menyuarakan penolakan terhadap MBG dalam polling yang dilakukan di sekolah. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved