Ponpes Al Khoziny Ambruk
"Saya Lihat Ada Lubang Kecil" Kisah Nanang Keluar Dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Salah satu korban selamat dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny.
TRIBUNJATENG.COM – Salah satu korban selamat dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jatim membuat kesaksian.
Dia adalah Nanang Saiful Rizal (16), salah satu santri kelas 1 Madrasah Aliyah (MA),
Nanang menceritakan detik-detik saat dirinya terjebak di bawah reruntuhan bangunan hingga akhirnya bisa keluar sendiri.
Baca juga: 14 Orang Tewas dan 49 Masih Dicari di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Baca juga: Di Balik Semangat Pemain Spensa Terselip Doa untuk Korban Ponpes Al Khoziny
Ia mengungkapkan, peristiwa nahas itu terjadi pada Senin (29/9/2025) saat para santri sedang melaksanakan shalat ashar berjemaah di lantai dasar mushala.
“Awalnya kami shalat ashar berjemaah di lantai dasar. Saat itu beberapa tukang bersama santri lain juga masih melakukan pengecoran lantai 4,” kata Nanang saat ditemui di rumahnya di Jalan Lesanpuro RT 4 RW 5, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jumat (3/10/2025).
Menurut Nanang, bangunan mulai runtuh ketika shalat memasuki rakaat ketiga.
Bambu-bambu dari atas bangunan tiba-tiba berjatuhan, disusul dengan getaran hebat seperti gempa bumi.
“Bangunan langsung bergetar seperti kena gempa, santri panik berlarian.
Tidak lama kemudian, bangunan itu langsung ambruk menimpa para santri,” ujarnya.
Nanang sendiri sempat terjebak selama sekitar 30 menit di bawah reruntuhan sebelum akhirnya berhasil keluar dengan usahanya sendiri.
“Posisi saya waktu itu di pinggir kanan. Saat bangunan bergetar, saya coba lari tapi kena runtuhan asbes.
Setelah itu, bangunan ambruk dan saya terjebak setengah jam,” terangnya.
Di tengah kepanikan, Nanang juga melihat temannya yang bernama Mamat mengalami kejang akibat tertimpa bangunan.
Ia berusaha memberikan pertolongan meski kondisi dirinya sendiri terjepit reruntuhan.
“Saya panik lihat teman saya kejang. Saya coba tolong, akhirnya dia bisa duduk. Lalu saya lihat ada lubang kecil, sambil merangkak dan tiarap, saya akhirnya bisa keluar dari reruntuhan,” jelasnya.
Setelah berhasil keluar, Nanang mendapat pertolongan medis karena mengalami luka di telinga kanan, kening, dan tangan.
Sementara temannya, Mamat, langsung dilarikan ke rumah sakit dan hingga kini masih menjalani perawatan intensif.
“Banyak teman saya masih terjebak waktu itu, karena kondisinya memang penuh santri sedang shalat,” tambahnya.
Meski mengalami luka dan trauma, Nanang yang sudah mondok di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo sejak 2022 bertekad melanjutkan pendidikannya di sana.
“Eman kalau sekolahnya berhenti. Saya tetap akan kembali ke pondok,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Sunardi (44), ayah Nanang, mengaku sangat kaget saat mendapat kabar mengenai musibah ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny.
“Saya diberitahu teman jam 17.00 WIB, katanya bangunan pondok ambruk.
Saya langsung berangkat ke pondok untuk cari anak saya,” kata Sunardi.
Sesampainya di lokasi, Sunardi mendapati banyak ambulans berjejer di sekitar pondok.
Dengan rasa cemas dan tekad seorang ayah, ia berusaha mencari anaknya seorang diri.
“Saya nyari sendiri di pondok. Dan pas Isya, akhirnya ketemu dengan anak saya,” ujarnya.
Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk Meski mengakui kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi putranya, Sunardi menegaskan bahwa Nanang harus tetap semangat dan kembali menimba ilmu di pesantren.
“Anak saya harus tetap semangat dan tidak boleh takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan pendidikannya,” tandas Sunardi.
14 Orang Tewas
Tim SAR gabungan mesih melakukan pencarian dan evakuasi korban runtuhan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
Bangunan tersebut ambruk saat santri sedang menunaikan salat Asar berjamaah.
Hingga saat ini, sebanyak 49 orang dinyatakan hilang.
"Per hari ini yang masih kita cari berdasarkan data yang ada dinyatakan hilang 49 orang.
Mudah-mudahan bisa cepat (ketemu),” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyantopada Sabtu (4/10/2025).
Namun, tim SAR gabungan belum dapat memastikan apakah 49 orang tersebut adalah korban dari runtuhan.
Sebagian santri telah ditemukan di lokasi lain.
“Apakah yakin masih di situ? Kita semua tidak tahu. Karena ada di reruntuhan, harapannya sesuai data, datanya dari Ponpes,” jelas Suharyanto.
Proses pengangkatan puing-puing dari bangunan yang ambruk telah mencapai 40 hingga 50 persen.
Tim SAR gabungan berupaya mempercepat proses evakuasi dengan tetap mengutamakan keselamatan semua pihak, terutama untuk menghindari korban terpotong.
“Tidak mungkin kita asal mengambil walaupun sudah meninggal. Masa tega ambil serampangan, nanti korban maaf terpotong atau apa. Kita mengutamakan kemanusiaan,” bebernya.
Seluruh alat berat yang memungkinkan telah dikerahkan untuk mempercepat pencarian, dengan target pencarian mencapai 20 hingga 30 persen per hari.
Runtuhnya bangunan mushala tiga lantai yang berfungsi sebagai tempat ibadah di area asrama putra Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri sedang melaksanakan salat Asar.
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas yang seharusnya.
Hingga kini, total korban runtuhan mushala Al Khoziny mencapai 118 orang.
Dari jumlah tersebut, 27 orang berhasil dievakuasi oleh petugas, sementara sisanya melakukan evakuasi mandiri.
Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 104 orang selamat.
Namun, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
Di antara yang ditemukan, satu korban atas nama Ibnu Fairus, yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian, ditemukan selamat di lokasi lain.
Detik-detik musala ambruk
Seorang santri yang selamat menceritakan detik-detik dirinya terjebak dalam reruntuhan saat tengah menunaikan salat Ashar berjamaah.
Kesaksian itu pertama kali diungkapkan melalui unggahan akun TikTok @masbosmahy, yang menyebut keponakannya ikut menjadi korban selamat dalam insiden pada Senin (29/9/2025) sore.
“Iya (ikut salat Ashar) di saf paling pertama,” ungkap sang santri dalam video yang dibagikan.
Menurutnya, kejadian berlangsung begitu cepat saat memasuki rakaat ketiga.
Ketika seluruh jamaah sedang sujud, tiba-tiba bangunan musala ambruk menimpa santri di bagian belakang.
“Yang rakaat ketiga, lagi sujud terus saat kejadian dalam keadaan sujud."
"Dikira saya sudah meninggal, sudah ada di alam barzah."
"Saya masih saya teman saya yang di sana,” ujarnya lirih sambil menangis.
Akun @masbosmahy menjelaskan bahwa keponakannya selamat karena berada di barisan paling depan, tepat di belakang imam.
Sementara itu, bangunan musala ambruk menimpa jamaah yang berada di saf keempat hingga ke belakang.
“Selamat karena berada di saf paling depan. Imamnya selamat, 4 saf tidak ambruk termasuk bagian imam. Yang ambruk 4 saf ke belakang,” jelasnya.
Santri tersebut diketahui baru mondok di Ponpes Al Khoziny dan belum genap setahun tinggal di pesantren.
Ia selamat bersama imam serta beberapa jamaah lain yang berada di saf terdepan.
Kisah ini menambah duka mendalam dalam tragedi robohnya musala di Ponpes Al Khoziny.
Banyak santri lainnya yang masih terjebak dan menjadi korban akibat ambruknya bangunan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Kesaksian Santri Ponpes Al Khoziny Detik-detik Bangunan Runtuh: Saat Sujud di Rakaat Ketiga |
![]() |
---|
Foto-foto Pembangunan Ponpes Al Khoziny dari Tahun ke Tahun, Warganet: Menjulang Tinggi Cukup Aneh |
![]() |
---|
Daftar Identitas 5 Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Kisah Haical Selamat Usai 3 Hari Tertimbun Gedung Ponpes Al Khoziny, Foto Rontgen Mengejutkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.