Unsoed
Lulusan Biologi Unsoed Ukir Prestasi di Panggung Internasional Lewat Lensa Kamera
Kisah inspiratif datang dari Fuad Kamaludin, salah satu wisudawan pada wisuda ke-158 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Sebuah kisah inspiratif datang dari Fuad Kamaludin, salah satu wisudawan pada wisuda ke-158 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Fuad berasal dari Kuningan, Jawa Barat.
Lulusan Fakultas Biologi ini, kini tengah melangkah sebagai sarjana sains.
Meski latar belakangnya adalah sains, jejak prestasi yang ia ukir justru banyak berkilau di dunia fotografi dan videografi.
Hingga saat ini, Fuad telah mendapatkan 14 kejuaraan, dengan 12 kejuaraan di tingkat nasional dan 2 kejuaraan di tingkat internasional.
Kecintaan Fuad pada fotografi dan videografi bermula sejak ia duduk di bangku SMP.
Saat teman-teman sebayanya sibuk dengan bermain, Fuad justru menemukan gairah dalam menciptakan konten yang memikat.
Baginya, menjadi seorang content creator bukan sekadar soal membangun komunitas, tetapi juga membuka peluang untuk memperoleh pendapatan, baik melalui platform digital seperti YouTube dan TikTok, maupun dari kesempatan bekerja sama dengan para pebisnis lewat endorsement.
Baca juga: Dorong Ekonomi Lokal, Tim Unsoed Gelar Pelatihan Digital Marketing untuk KWT Purbalingga
Kejuaraan tertinggi yang Fuad telah raih adalah Second Runner Up Photography FMI International Competition 2022.
Fuad telah berhasil menduduki juara ketiga pada perlombaan fotografi tersebut dengan tema “Perekonomian di Tengah Pandemi”.
Fuad berhasil mengalahkan beberapa universitas terbaik di Indonesia dan beberapa universitas di Asean.
Namun, di balik semua prestasi itu, Fuad tak pernah melupakan akar motivasinya: keluarga.
Dukungan dan doa orang tua menjadi alasan terbesarnya untuk terus berjuang.
Ia ingin membuat orang tuanya bangga, meski perjalanan menuju titik ini tidaklah mudah.
Pada awalnya, Fuad bahkan tak memiliki peralatan dasar seperti kamera, tripod, atau drone.
Alih-alih menyerah, ia mencari cara.
Melalui kerja keras dan dukungan orang tua, ia mengikuti berbagai ajang perlombaan, hingga perlahan mampu membeli peralatan dari hasil jerih payahnya sendiri.
Tak hanya mengasah kemampuan, kompetisi juga menghadirkan pelajaran berharga yang tak disangka-sangka.
Dari proses inilah Fuad semakin dekat dengan para dosen.
Baca juga: Kreatif dan Inklusif, Inovasi Mahasiswa Unsoed Torehkan Prestasi di Tingkat Nasional
Ia menemukan bahwa hubungan mahasiswa dengan dosen bukan hanya soal akademis, tetapi juga dukungan moral yang tulus.
“Dukungan yang diberikan para dosen tidak hanya terbatas pada aspek akademis, tetapi juga mencakup semangat dan dorongan untuk meraih prestasi di luar kelas,” ungkapnya.
Menyelaraskan waktu antara kuliah, praktikum, dan persiapan lomba tentu bukan hal mudah.
Namun dari ujian itulah lahir hikmah ialah hubungan akrab dengan para dosen, semangat pantang menyerah, dan keyakinan bahwa kerja keras selalu berbuah hasil.
Dalam pesannya kepada mahasiswa lain, Fuad menekankan pentingnya tetap menjadi diri sendiri dan tidak takut dinilai orang lain.
Ia juga mengingatkan bahwa doa dan dukungan keluarga tak kalah penting dari usaha.
“Mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman di masa muda adalah investasi berharga untuk masa depan”, ungkapnya. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.