Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Unsoed

UNSOED Sulap Lahan Gersang Bekas Tambang Menjadi Subur dengan Pupuk Hayati

Tim peneliti dari Unsoed berhasil mengembangkan pupuk hayati berbasis konsorsium bakteri.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
PUPUK HAYATI: Tim peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) (unsoed.ac.id) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Oedjijono, M.Sc., bersama para dosen dan mahasiswa, berhasil mengembangkan pupuk hayati berbasis konsorsium bakteri. Inovasi ini bukan hanya sebatas penelitian di ruang laboratorium, tetapi menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan mampu menghadirkan kembali kehidupan di tanah yang sempat dianggap tidak berguna karena sulit ditanami. (Dok Unsoed) 

TRIBUNJATENG.COM - Di balik lahan tandus bekas tambang emas di Nunukan, Kalimantan Utara, muncul secercah harapan baru.

Tim peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) (unsoed.ac.id) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Oedjijono, M.Sc., bersama para dosen dan mahasiswa, berhasil mengembangkan pupuk hayati berbasis konsorsium bakteri.

Inovasi ini bukan hanya sebatas penelitian di ruang laboratorium, tetapi menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan mampu menghadirkan kembali kehidupan di tanah yang sempat dianggap tidak berguna karena sulit ditanami.

Kisah ini bermula karena adanya permintaan dari PT. Sago Prima Utama kepada Unsoed untuk mengatasi permasalahan tanah yang asam agar bisa ditanami kembali.

PT Sago Prima Utama merupakan perusahan yang mengelola tambang emas di Nunukan, Kalimantan Utara.

Perusahaan ini memiliki tanggung jawab untuk mereklamasi lahan bekas tambang, berbagai upaya telah dilakukan dengan biaya yang cukup besar tetapi hasilnya belum memuaskan.

Dari sinilah Unsoed kemudian dilibatkan untuk mencari solusi.

“Awalnya perusahaan mengirimkan tanah dalam jumlah besar ke sini."

"Mereka ingin tahu bagaimana cara mengelola tanah asam agar bisa kembali ditanami,” tutur Prof. Oedji.

Baca juga: Lulusan Biologi Unsoed Ukir Prestasi di Panggung Internasional Lewat Lensa Kamera

Para peneliti dari Fakultas Biologi Unsoed kemudian melakukan serangkaian uji coba.

Mereka menyeleksi bakteri yang mampu bertahan di tanah dengan kadar asam tinggi dan tercemar logam berat.

Dari proses itu, ditemukan jenis bakteri yang tidak hanya bisa hidup, tetapi juga mampu menetralkan racun di dalam tanah.

Bakteri tersebut lalu dicampur dengan kompos hingga menjadi pupuk hayati.

Hasilnya, lahan yang sebelumnya hanya bisa ditumbuhi paku-pakuan perlahan berubah menjadi lebih ramah bagi berbagai jenis tanaman.

”Saya memanfaatkan suatu mikroorganisme dalam bakteri yang sudah terseleksi."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved