Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Telkom University Purwokerto

Hemat Anggaran Rumah Tangga: Mahasiswa Telkom University Purwokerto Raih Juara 2 Kompetisi BYNC 2025

Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Telkom University Purwokerto meraih juara 2 pada ajang kompetisi BNYC.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
RAIH JUARA: Mahasiswa S1 Teknik Telekomunikasi Telkom University Purwokerto, Widiarto Eko Bagus Saputro (Bagus) yang sukses meraih juara 2 pada ajang kompetisi Brawijaya National Youth Competition (BNYC). Pertandingan ini diselenggarakan pada tanggal 23 Juli – 3 September 2025 yang diikuti lebih dari 68 institusi dari seluruh Indonesia dan lebih dari 900 orang peserta. (Dok Telkom University) 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Kabar membanggakan datang dari mahasiswa S1 Teknik Telekomunikasi Telkom University Purwokerto, Widiarto Eko Bagus Saputro (Bagus) yang sukses meraih juara 2 pada ajang kompetisi Brawijaya National Youth Competition (BNYC).

Pertandingan ini diselenggarakan pada tanggal 23 Juli – 3 September 2025 yang diikuti lebih dari 68 institusi dari seluruh Indonesia dan lebih dari 900 orang peserta. 

Kompetisi ini membuka beberapa kategori lomba yaitu Article Writing, Short Video Competition, Opinion Competition dan Infographic Competition.

Pada kesempatan kali ini Bagus mengikuti lomba Opinion Competition untuk kategori pendaftaran lomba secara individu.

Bukan tanpa alasan Bagus mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan waktu persiapan yang terbatas.

“Waktunya masih cukup untuk saya mengerjakan sekitar 3-4 hari dari deadline,” ucap Bagus (24/04/2025).

Oleh sebab itu juga Bagus lebih memilih lomba Opinion Competition, satu-satunya lomba dengan kategori pendaftar individu daripada lomba kategori kelompok.

Baca juga: Wujudkan Mahasiswa Bebas Pinjol, KSPM Telkom University Purwokerto Gelar Seminar Literasi Keuangan

Meskipun demikian, waktu persiapan yang sempit ini tidak menjadi penghalang bagi Bagus untuk tampil maksimal.

Dengan latar belakang Teknik Telekomunikasi, Bagus mengangkat tema yang berkaitan dengan masalah nyata masa kini yakni Smart Governance.

Tema ini dipilih karena masih berkaitan erat dengan program studinya.

“Iya betul, mengapa saya mengambil tema ini karena terkait pendistribusian infrastruktur digital belum merata di beberapa daerah,” ungkap Bagus.

Pelayanan ini dirasakan karena tidak adanya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah setempat.

“Di beberapa daerah termasuk saya sendiri karena agak di pelosok buat akses layanan internet itu agak susah kadang hilang-hilangan, kadang juga informasi selalu telat, dan kadang di balai desa itu agak dipersulit,” jelas Bagus. 

Permasalahan di atas menjadi urgensi bagi Bagus membahas digitalisasi layanan publik desa. 

Hal tersebut juga didukung oleh data BPS dan tidak hanya itu, Bagus juga mendapatkan data lain yang menjadi pendukung gagasannya.

“Didukung data pemerataan jaringan internet, kemudian didukung lagi sama data penggunaan internet ataupun Hand Phone ataupun layanan digital lainnya dari kalangan pemuda di desa dan di kota” jelas Bagus.

Data-data tersebut dikumpulkan dan dijadikan perbandingan oleh Bagus untuk meramu solusi yang tepat.

“Saya mengusulkan inovasi terkait pembuatan DSC (Digital service center) ataupun balai yang menyediakan layanan internet gratis, layanan infrastruktur digital yang di mana terdapat peran pemuda sebagai fasilitator,” ucap Bagus menambahkan.

Tidak berhenti di sana, Bagus juga menyampaikan beberapa solusi yaitu melibatkan kerja sama antar multi dimensi termasuk pemerintah, layanan telekomunikasi, dan masyarakat setempat. 

Baca juga: Kuliah Tamu, Telkom University Purwokerto Bekali Mahasiswa dengan Wawasan Investasi Pasar Modal

Bagus mengungkapkan bahwa digitalisasi layanan publik desa ini mampu menghemat hingga Rp 250.000, dan telah dibuktikan oleh data Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT).

Ada juga manfaat lain untuk berbagai kalangan seperti menjangkau digitalisasi perluasan pasar, penyaluran bantuan sosial yang lebih cepat dan transparan, serta diharapkan juga membantu para pemuda lebih aware dengan kondisi daerahnya. 

Seluruh permasalahan dan solusi yang sudah dijelaskan tadi dirangkum oleh Bagus ke dalam opini yang berjudul “Digitalisasi Layanan Publik Desa, Peran Strategis Pemuda Menutup Kesenjangan Akses di Era Smart Governance”.  

Nyatanya, dalam membuat opini Bagus memiliki sedikit kendala dalam mengatur waktu termasuk saat momen presentasi dan awarding.

Dalam momen ini sayangnya Bagus tidak bisa hadir langsung di Brawijaya karena ada kegiatan lain. 

Meskipun demikian, Bagus tetap merasa senang dan bersyukur.

“Rasanya senang bisa dapat juara 2 dari banyaknya peserta, tapi ada rasa kecewanya juga kenapa saya ga hadir di sana langsung, bisa bertemu panitia-panitia dan teman-teman baru di sana,” jelasnya menutup sesi wawancara. (Laili S/***)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved