Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Workshop Membatik UIN Saizu, Mahasiswa SPI Lestarikan Batik Banyumas sebagai Warisan Budaya

Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Saizu Purwokerto gelar workshop membatik untuk melestarikan Batik Banyumas sebagai warisan budaya lokal

Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
IST
Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam (SPI) Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Workshop Membatik bersama Berlinda Hera Eka Putri, owner Batik R sekaligus penggiat bisnis tekstil dan fesyen Banyumas, di Auditorium Utama UIN Saizu, Selasa (28/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -  Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Peradaban Islam (SPI) Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Workshop Membatik bersama Berlinda Hera Eka Putri, owner Batik R sekaligus penggiat bisnis tekstil dan fesyen Banyumas, di Auditorium Utama UIN Saizu, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan yang diikuti puluhan mahasiswa ini mengangkat tema pelestarian batik sebagai warisan budaya lokal.

Dalam sesi pemaparan, Berlinda menjelaskan sejarah batik, teknik membatik, serta pengenalan motif-motif tradisional Banyumas seperti Ayam Puger, Jahe Srimpang, dan Lumbon yang telah dipatenkan sebagai motif khas daerah Banyumas. 

Ia juga menyoroti Evolusi Batik di Era Modern, dari warisan leluhur menjadi identitas kekinian yang fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai kesempatan.

 “Batik kini bukan hanya pakaian formal, tetapi juga identitas nasional yang bisa dikenakan oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun,” jelas Berlinda.

Setelah sesi teori, peserta diajak langsung untuk praktik membatik.

Suasana penuh antusias terlihat ketika Berlinda memilih empat mahasiswa untuk mencoba membuat batik menggunakan lilin dan canting di atas media pouch.

Dengan wajan kecil berisi lelehan lilin dan canting di tangan, mereka menorehkan pola batik sederhana di atas kain sambil dibimbing langsung oleh Berlinda.

Menariknya, setelah sesi praktik membatik, Berlinda mengajak peserta yang berani maju untuk memperagakan pemakaian kain batik dengan variasi gaya modern yang menunjukkan nilai fesyen dan kreativitas.

Para peserta yang maju ke depan tampil percaya diri berjalan di atas karpet merah layaknya fashion show.

Berlinda pun memberikan souvenir menarik bagi peserta yang berpartisipasi dengan gaya terbaik.

Koordinator Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Nurrochim, mengapresiasi kegiatan kreatif ini.

“Workshop seperti ini penting untuk menumbuhkan kecintaan mahasiswa terhadap warisan budaya lokal sekaligus melatih mereka mengapresiasi nilai seni dan sejarah di balik batik,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Dinda Hanifah Atsnaa Malaa menjelaskan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap warisan budaya Indonesia yang mulai banyak diklaim oleh negara lain.

“Membatik adalah warisan leluhur yang harus terus kita jaga. Kami ingin anak muda tidak merasa asing dengan budaya sendiri. Batik bukan hanya untuk orang tua, tapi bisa juga jadi fashion anak muda, bahkan untuk kuliah,” tuturnya.

Melalui workshop ini, HMPS SPI UIN Saizu tidak hanya mengajarkan teknik membatik, tetapi juga menanamkan nilai kebanggaan terhadap budaya lokal.

Kegiatan ini sejalan dengan komitmen UIN Saizu Purwokerto untuk melahirkan generasi unggul, progresif, dan integratif serta mampu menjaga warisan budaya Indonesia di tengah arus modernisasi global. (***)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved