UIN SAIZU Purwokerto
Catatan Penting Pleno FGD Kemahasiswaan UIN Saizu: Penguatan Alumni hingga Dukungan Mahasiswa
UIN Saizu Purwokerto menggelar Rapat Pleno Focus Group Discussion (FGD) Kemahasiswaan Tahun 2025.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM - Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Rapat Pleno Focus Group Discussion (FGD) Kemahasiswaan Tahun 2025 yang berlangsung pada 24–25 Oktober 2025 di Hotel Aston In Cilacap.
Kegiatan ini dihadiri jajaran pimpinan, dosen, dan perwakilan komisi yang membahas berbagai usulan strategis seputar penguatan layanan kemahasiswaan.
Sejumlah catatan, masukan, dan rekomendasi muncul dalam rapat pleno yang terbagi ke dalam beberapa komisi pembahasan.
Anggota Komisi C Senat UIN Saizu Purwokerto, Prof. M. Hizbul Muflihin menegaskan pentingnya pemutakhiran data alumni untuk peningkatan kualitas tracer study, terutama mengenai identitas akademik alumni seperti asal kampus dan angkatan.
“Tracer harus dapat langsung mendeteksi angkatan dan identitas alumni. Selain itu, perlu kajian terkait efektivitas kepengurusan alumni lintas angkatan dan dampaknya bagi kampus,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT Pengembangan Karir, Aris Nurrohman menyampaikan bahwa pada pengisian tracer alumni akan ditambahkan pertanyaan mengenai tahun angkatan.
Ia juga mendorong pembentukan komunitas alumni berbasis daerah agar koordinasi dan akses antar-alumni semakin mudah.
Prof. Hizbul juga turut memberikan masukan terkait adanya pengulangan kata di beberapa bagian dokumen komisi A.
Baca juga: 8 Dosen UIN Saizu Jadi Pembicara ICNARA 2025, Bukti Kualitas Akademik Mendunia
Sementara itu, Prof. Syufaat meminta agar penggunaan diksi “wilayah” diganti menjadi “regional” untuk menyesuaikan konteks pengembangan institusi.
Penguatan layanan mahasiswa asing menjadi sorotan cukup serius.
Pembina Kemahasiswaan, Enjang Burhanudin Yusuf mengusulkan pengembangan kerja sama dengan pesantren yang memiliki pusat bahasa agar mahasiswa internasional memperoleh lingkungan belajar yang mendukung.
“Pesantren juga membutuhkan mahasiswa asing, terutama yang berbahasa Arab atau Inggris. Ini bisa jadi kerja sama saling menguntungkan,” jelasnya.
Ia juga menekankan adanya standar bahasa bagi dosen yang mengajar di kelas internasional.
Prof. Sufaat menambahkan bahwa UIN Saizu perlu memiliki skema pembiayaan yang jelas bagi mahasiswa internasional.
“Apakah mereka dibiayai hingga lulus? Perlu pedoman pembiayaan yang pasti,” paparnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.