Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

READERS NOTE

Melihat 16 Guru Besar Kandidat Rektor UIN Walisongo

Munculnya 16 nama balon rektor tersebut di atas semuanya merupakan guru besar. Hal ini menandakan adanya antusiasme yang cukup tinggi

Editor: iswidodo
tribunjateng/dok uin walisongo
DR. H. Moch. Parmudi, MSi | Dosen FISIP UIN Walisongo Semarang 

Melihat 16 Guru Besar Kandidat Rektor UIN Walisongo
Oleh DR. Moch. Parmudi, MSi | Dosen FISIP UIN Walisongo Semarang

BEBERAPA hari ini ada kolega bertanya kepada saya, piye beritane politik kampus (suksesi rektor). Sambil seruput kopi, penulis mencoba merenungkan dan atau melihat kembali hal-hal yang telah terjadi (refleksi) menjelang suksesi. 

Menurut Permen Agama RI. No. 57 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Pasal 26 (1) Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Menteri. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan pemberhentian Rektor diatur tersendiri dalam Peraturan Menteri.

Bahwa panitia penjaringan Balon Rektor pada 10 November 2025 telah menetapkan 16 nama balon rektor UIN Walisongo periode 2026-2029. https://walisongo.ac.id/pengumuman-penetapan-bakal-calon-rektor-uin-walisongo-semarang-periode-2026-2030/

Munculnya 16 nama balon rektor tersebut di atas semuanya merupakan guru besar. Hal ini menandakan adanya antusiasme yang cukup tinggi dari para kompetitor karena sepanjang sejarah UIN Walisongo baru kali ini arena PilRek diikuti sebanyak itu. 

Secara sederhana dari 16 balon tersebut bisa dikategorikan dalam tiga kelompok. Pertama, internal mantan calon rektor 2023-2027:  1. Abdul Ghofur 2. Imam Yahya 3. Fatah Syukur 4. M. Mukhsin Jamil 5. Musahadi, 6. Syamsul Maarif. Kedua, internal new comer: 1. Abdul Rahman 2. Ahmad Arif Junaidi 3. Baidi Buchori 4. Ilyas Supena 5. Moh Fauzi 6. Muhyar Fanani 7. Rokhmadi 8. Shodiq. Ketiga, eksternal pendatang baru: Mansur
      
Kelompok pertama ada 4 balon yang kini masih menjabat Dekan, 1 Warek, dan  1 mantan dekan. Kelompok kedua, ada yang masih menjabat Ketua LP2M, Kepala Remunisasi, Direktur Pascasarjana, Sekretaris Kopertais. Kelompok ketiga seorang guru besar UIN Salatiga. 

Penulis melihat semua balon kecuali dari eksternal, memiliki kelebihan dan keunikannya masing-masing. Dalam arti, ada banyak variabel yang menandakan kondisi obyektif para balon. Balon yang mempunyai lebih banyak variable akan lebih baik tingkat elektabilitasnya  ketimbang balon yang punya sedikit variable. 

Misalnya saja, vaiabel integritas, popularitas, performance image, connecting people, relasi horizontal (civitas akademika, senator) maupun vertikal (birokrasi pusat). Dan, tentu saja “logistik” balon untuk menunjang jalannya mesin politik (timses).
      
Ada juga faktor penting lainnya yaitu seberapa jauh para balon mampu menyampaikan visi misi atau melontarkan isu krusial yang akan menarik “konstituen” (civitas akademika /senator maupun birokrat pusat). Ini diperlukan kepandaian membentuk opini untuk meraih simpati. 

Elemen akan menyelenggarakan 'debat' balon rektor. Sisi lain, resistensi tentu akan muncul. Namun begitu, jika balon rektor bisa mengatasinya dengan baik, maka bisa jadi simpati justru akan berbalik. 

Semakin sedikit resistensi tentu saja semakin ideal. Tetapi bukan berarti yang punya resistensi banyak, tidak punya peluang. Ini tergantung balon rektor cara menyikapinya. Misalnya saja ada balon yang kurang popular tapi mungkin punya dekengan pusat. Jadi tetap punya self confidenece untuk maju berkompetisi. Aha...Jadi, sampai hari ini semua balon masih punya peluang yang sama.
      
Terlepas dari hal-hal tersebut di atas, saya selaku civitas akademika Fisip melihat bahwa balon rektor dari Fisip sampai hari ini sudah dapat endors dari dua tokoh birokrat (Rektor dan Dirjen Diktis) yaitu  ketika pidato pada acara Ngaji Budaya; Blissfull Mawlid Rasul, Kamis 02 Oktober 2025 di Auditorium 2. 

Pendek kata, insyaallah nanti pada tanggal 01 Maret 2026 UIN Walisongo Semarang sudah punya Rektor baru periode 2026-2029. Kita tunggu proses politik kampus. Semoga suksesi lancar, sukses. Dan, siapapun rektornya harus siap menjadi “imam” kampus menuju Good University Governance. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved