Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Sosok Elisabeth Philip, Perjalanan Hidupnya Tersaji dalam Buku 'Mata Hatinya Bagi Negeri Ini'

Elisabeth Philip merayakan ulang tahunnya yang ke-65 dengan sebuah momen istimewa, yakni peluncuran

IST
RILIS BUKU - Pegiat sosial, ev. Elisabeth Philip (Tengah) merilis buku Mata Hatinya Bagi Negeri Ini. Peluncuran buku juga bertepatan pada momen ulang tahunnya yang ke 65- ist/ Dok. Pribadi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ev. Elisabeth Philip merayakan ulang tahunnya yang ke-65 dengan sebuah momen istimewa, yakni peluncuran buku biografi berjudul Mata Hatinya Bagi Negeri Ini.


Buku tersebut ditulis oleh Widjati Hartiningtyas dan diterbitkan oleh Penerbit Andi Yogyakarta.


Elisabeth Philip dikenal sebagai sosok pelayan dan filantropis yang memiliki perhatian besar pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.


Lahir di Semarang, perjalanan hidupnya diwarnai dengan berbagai gejolak dan keputusan besar yang membentuk dirinya menjadi seorang hamba Tuhan yang berdedikasi.


Salah satu jejak pelayanannya yang paling nyata adalah perjuangan mengentaskan Desa Tlogoweru dari ketertinggalan serta mendirikan SMK Bagimu Negeriku.


Elisabeth mengungkapkan bahwa buku ini bukan dimaksudkan untuk memperkenalkan dirinya, melainkan untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi warisan iman bagi generasi mendatang.


 “Buku ini ada di tangan Anda sekarang semata-mata karena ini adalah waktu Tuhan. Kairos.

Buku ini tidak dimaksudkan untuk memegahkan diri saya dan membuat orang-orang mengenal siapa Elisabeth Philip.

Buku ini dibuat sebagai warisan iman bagi generasi mendatang agar iman mereka diteguhkan di dalam Yesus.

Pada akhirnya, saya ingin melihat nama Tuhan saja yang dipermuliakan,” katanya, Senin (1/9/2025).


Buku ini menyoroti perjalanan hidup Elisabeth sejak masa kecil, masa pertobatan, hingga keterlibatannya dalam pelayanan sosial yang memberi dampak besar bagi banyak orang.


Menurut penulis buku, Widjati Hartiningtyas, salah satu kekuatan utama dari karya ini bukan hanya kisah hidup Elisabeth, melainkan juga kumpulan testimoni dari orang-orang yang pernah bersinggungan dengan dirinya.


“Bagian testimoninya lumayan tebal, karena Bu Elis kan filantropis, banyak menyentuh hidup orang.

Jadi cerita-cerita tidak cuma dari keluarga, anak, dan cucu, tapi juga dari kolega dan orang-orang lain yang pernah bersentuhan dengan beliau,” ujarnya.


Widjati menambahkan, cetakan pertama sebanyak 500 eksemplar sudah habis terjual, dan rencananya segera dilakukan pencetakan kedua.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved