Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tren Baru KB Pria di Semarang: Vasektomi Dibayar Rp 1 Juta

Insentif Rp1juta diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang bagi para pria yang berpartisipasi untuk menjalani vasektomi

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
IST
ILUSTRASI Vasektomi - Tribunnews 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Insentif Rp1juta diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang bagi para pria yang berpartisipasi untuk menjalani vasektomi.

Vasektomi merupakan prosedur pembedahan permanen pada pria untuk kontrasepsi dengan cara memotong atau menyumbat saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) untuk memperkuat penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di Kota Semarang.

Baca juga: 10 Fakta Rifky Karyawan Bank BUMN Semarang Palsukan 43 Debitur Fiktif, Rugikan Bank Rp2,2 Miliar

Kepala Disdalduk KB Kota Semarang, Lilik Farida, mengatakan insentif tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi bagi pria yang bersedia ikut berperan dalam perencanaan keluarga. 

“Program ini tidak hanya menyasar perempuan, tetapi juga mendorong keterlibatan laki-laki agar tanggung jawab dalam KB bisa lebih seimbang,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).

Menurut Lilik, animo masyarakat terhadap vasektomi terus meningkat dalam dua tahun terakhir. 

Bila pada 2024 tercatat hanya 46 pria yang mengikuti, maka hingga November 2025 jumlahnya sudah menembus seratus peserta. 

Sebagian besar peserta merupakan pria berusia sekitar 33 tahun yang telah memiliki minimal dua anak, dengan anak bungsu berusia di atas lima tahun.

Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh kemudahan akses layanan KB pria di fasilitas kesehatan. 

Pemkot melalui Disdalduk KB bekerja sama dengan rumah sakit dan dokter spesialis urologi untuk memastikan prosedur dilakukan oleh tenaga profesional. 

“Banyak yang merasa lebih tenang kalau tindakannya dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter ahli,” tambahnya.

Selain layanan di rumah sakit, pemerintah juga mengintensifkan pelayanan jemput bola melalui mobil pelayanan keliling (Muyan) yang setiap bulan turun ke seluruh kecamatan.

Program ini diharapkan mampu menjangkau warga di wilayah pinggiran yang belum terlayani secara optimal.

Lilik menegaskan, pemberian insentif bukan sekadar soal uang, melainkan bentuk dorongan agar masyarakat memahami pentingnya perencanaan keluarga sebagai investasi masa depan. 

“Tujuan akhirnya adalah menciptakan keluarga yang sehat, anak-anak yang tumbuh berkualitas, dan angka stunting yang semakin menurun,” katanya.

Seiring dengan meningkatnya minat vasektomi, penggunaan kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti IUD, implan, dan Metode Operasi Wanita (MOW) juga menunjukkan tren positif. 

Pemerintah berharap keterlibatan laki-laki yang makin tinggi dalam KB menjadi tanda perubahan paradigma baru, bahwa perencanaan keluarga adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya urusan perempuan. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved