Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilot Project Berhasil, Kejuaraan Hydroplus Junior Badminton Akan Diperluas ke Semua Jenjang Sekolah

Pelaksanaan Kejuaraan Bulutangkis Hydroplus Junior Badminton 2025 dinilai berjalan sukses

Istimewa
FINAL- Jalannya pertandingan final Kejuaraan Bulutangkis Hydroplus Junior Badminton 2025 di GOR Polytron Undip, Minggu (16/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelaksanaan Kejuaraan Bulutangkis Hydroplus Junior Badminton 2025 dinilai berjalan sukses sebagai pilot project yang resmi berakhir di GOR Polytron Undip, Minggu (16/11/2025) kemarin.

Maka dengan catatan positif itu, ajang yang sama ini akan kembali digelar tahun depan. 

Bukan hanya antar SMP seperti yang baru saja berakhir, tetapi juga Antar SD dan Antar SMA.

Ini juga menjadi kesempatan bagi talenta-talenta berbakat di Kota Semarang maupun Jawa Tengah untuk unjuk gigi.

Adapun tahun ini, tampil sebagai juara adalah SMP Negeri 30 Depok, Jabar, setelah di final mampu mengalahkan MTs Negeri 7 Sragen dengan skor ketat 2-1.

Tampil sebagai juara ketiga adalah SMP Negeri 15 Surakarta. Dalam perebutan tempat ketiga yang berlangsung hampir bersamaan dengan final, di lapangan 2, SMP Negeri 15 Surakarta berhasil mengalahkan ‘tuan rumah’ SMP Negeri 42 Semarang dengan skor 2-1.

‘’Saya harus beri apresiasi luar biasa pada peserta dan orang tua juga yang memberikan suport luara biasa. Ini adalah iklim baik untuk memperluas ekosistem bulutangkis di tingkat SD, SMP, dan SMA,’’ kata Advisor Sport Djarum Foundation Bambang Roedianto, Senin (17/11/2025).

Ia menilai kejuaraan yang mempertandingkan tiga nomor beregu campuran yaitu tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran ini cukup sukses.

Meski begitu, pihaknya juga punya bahan evaluasi dari penyelenggaraan yang baru pertama kali ini.

Yaitu kemungkinan menambah durasi waktu pelaksanaan karena masih banyak sekolah yang ingin ikut tetapi pendaftaran sudah penuh.

‘’Permintaan sekolah luar biasa untuk bisa ikut. Tapi karena keterbatasan waktu, akhirnya kami batasi. Mungkin ke depan kita bisa perpanjang waktu,’’ katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan kembali membuat aturan pertandingan bagi atlet yang merangkap bertanding. Sehingga waktunya tidak habis untuk menunggu atlet istirahat setelah dia bertanding di laga pertama untuk tampil di laga kedua.

Di Hydroplus Junior Badminton AntarSMP 2025 ini waktu jeda istirahat pemain menunggu pertandingan berikutnya bagi yang merangkap tanding adalah 30 menit. Ini dirasa panitia terlalu lama.

‘’Jadi ini nanti akan kita pikirkan agar yang main rangkap juga tak menghabiskan waktu pertandingan,’’ kata dia.

Satu hal, lanjut Bambang, pihaknya juga akan menyingkronkan jadwal kejuaraan agar tidak saling bertumbrukan sehingga pemain bisa mengikuti banyak even. Untuk kali ini berbenturan dengan Muria Cup.

‘’Ini memang baru pertama, kalau diadakan terus menerus, saya yakin, sekolahpun akan support tim sekolah, tidak hanya mengandalkan pemain dari klub,’’ katanya.

‘’sekali lagi, saya ucapkan terima kasih pada peserta, orang tua, kepala sekolah dan support dari dinas dll yang mendukung suksesnya penyelenggaraan ini,’’ pungkas Bambang.

Hadir perwakilan perwakilan Dinas Pendidikan Kota Semarang Fitri Ati, perwakilan Dispora Kota Semarang Rudi Andika dan perwakilan Djarum Foundation Bayu Suryanto, serta Bambang sendiri.
Bersama Ketua Daryadi dan panitia Darjo Soyat para tamu undangan mengalungkan medali untuk para pemenang.

Sementara itu salah satu perwakilan peserta yaitu pelatih SMP Negeri 30 depok, Angga Rusmika mengapresiasi langkah Djarum Foundation dalam menyelenggarakan even Kejuaraan Bulutangkis Beregu Campuran Hydroplus Junior Badminton AntarSMP 2025 ini.

Menurutnya, langkah Djarum ini bisa menjadi langkah awal untuk memutus waktu terbentukan chemistry antar pemain yang berbeda klub.

‘’Jujur, ini langkah luar biasa Djarum dalam membiasakan pemain untuk cepat beradaptasi atau mendapatkan chemistry dengan pasangan yang berbeda klub,’’ katanya usai final.

Dia kemudian menunjukkan betapa pemain-pemain muda tim nasional sering kali merasa kesulitan menemukan chemistry jika dipasangkan dengan pemain-pemain dari klub berbeda.

Dengan banyaknya even sekolah semacam ini, yang berjenjang dari SD, SMP, sampai SMA, itu akan membiasakan atlet untuk cepat beradaptasi dengan pasangan yang beerbeda-beda.

Dia sendiri mengakui, sekolahnya belum memiliki klub mandiri di sekolah. Pihaknya baru mengumpulkan siswa-siswanya yang bermain di klub berbeda-beda untuk diseleksi kemudian diberangkatkan ke Semarang.

‘’Saya berharap, Bakti Olahraga Djarum Foundation bisa terus menyelenggarakan even semacam ini, sebab ini sangat baik untuk membiasakan atlet klub cepat beradaptasi saat mendapatkan pasangan bermacam-macam,’’ tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved