Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Teknologi

Inilah 4 Teknologi Canggih SAR Modern Yang Dipakai Untuk Mencari Korban Longsor

Inilah 4 teknologi canggih global yang bisa membantu pencarian korban tanah longsor yang sudah dipakai internasional.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Istimewa
EVAKUASI KORBAN: Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tiga korban tanah longsor di Desa Cibeunying Kecamatan Majenang, Senin (17/11/2025). Total 16 korban telah ditemukan hingga hari kelima pencarian. (Dok Basarnas) 

TRIBUNJATENG.COM - Bencana tanah longsor tengah melanda kawasan Cilacap dan Banjarnegara di Jawa Tengah.

Medan yang sulit, tanah yang labil, dan cuaca ekstrem seringkali menjadi kendala utama dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR).

Di tengah tantangan ini, dunia internasional telah mengembangkan sejumlah teknologi canggih yang terbukti mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam menemukan korban yang tertimbun.

Penerapan inovasi ini menjadi kunci untuk memperbesar peluang selamat bagi korban.

1. Pesawat Nirawak (Drone) dengan Sensor Termal dan LiDAR

Penggunaan drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) telah menjadi standar emas dalam operasi SAR modern. Keunggulan utamanya adalah kemampuan untuk mengakses area yang berbahaya atau sulit dijangkau tim darat.

Pencitraan Termal (Thermal Imaging): Drone dilengkapi dengan kamera termal yang dapat mendeteksi panas tubuh korban, bahkan jika mereka tertimbun di bawah lapisan tanah atau reruntuhan. Teknologi ini sangat efektif untuk pencarian di malam hari atau di bawah kondisi minim cahaya.

LiDAR (Light Detection and Ranging): LiDAR menggunakan laser untuk menghasilkan model elevasi digital (DTM) 3D yang sangat akurat dari permukaan bumi.

Ini membantu tim SAR memetakan area longsor dengan presisi tinggi, mengidentifikasi perubahan topografi sekecil apa pun, dan bahkan memperkirakan lokasi kantong udara di bawah timbunan.

2. Radar Penembus Tanah (Ground Penetrating Radar/GPR)

Di lokasi timbunan tanah tebal dan padat, GPR menjadi alat vital.

GPR bekerja dengan mengirimkan gelombang elektromagnetik ke bawah permukaan tanah dan menganalisis pantulannya.

Deteksi Anomali: Alat ini mampu mendeteksi anomali atau objek yang berbeda dari material sekitarnya, seperti benda padat atau kantong udara, yang dapat mengindikasikan keberadaan korban atau jenazah.

Pemetaan Kedalaman: GPR membantu tim SAR mengetahui kedalaman timbunan dengan akurat, sehingga dapat mengarahkan upaya penggalian secara efisien.

ANJING PELACAK - Anjing pelacak dikerahkan dalam operasi SAR hari keempat, Minggu (16/11/2025). Bau busuk mulai tercium menyengat di area longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
ANJING PELACAK - Anjing pelacak dikerahkan dalam operasi SAR hari keempat, Minggu (16/11/2025). Bau busuk mulai tercium menyengat di area longsor Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

3. Teknologi Satelit dan Synthetic Aperture Radar (SAR)

Untuk pemantauan dan analisis pascabencana di area yang sangat luas, teknologi satelit memainkan peran krusial, terutama melalui sistem Synthetic Aperture Radar (SAR).

Pemantauan Pergerakan: SAR, termasuk teknik lanjutan seperti Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR), dapat mendeteksi pergerakan permukaan tanah dalam hitungan milimeter.

Meskipun lebih sering digunakan untuk Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) pra-bencana, data SAR pascabencana dapat membantu dalam:

Menentukan Batas Longsor: Mengetahui secara pasti seberapa luas area yang terdampak.

Memastikan Stabilitas: Memantau apakah masih ada pergerakan tanah susulan, yang sangat penting untuk keselamatan tim SAR di lapangan.

4. Robot dan Sensor Akustik

Pencarian yang memerlukan kehati-hatian ekstrem di zona berbahaya sering melibatkan robot yang dilengkapi dengan sensor khusus.

Robot Canggih (Rescue UGV): Beberapa negara mengembangkan Unmanned Ground Vehicle (UGV) atau robot darat yang dirancang menyerupai tank kecil.

Robot ini dapat membawa kamera, sensor termal, dan sensor akustik/pendengar.

Sensor Akustik: Sensor ini sangat sensitif, mampu menangkap suara-suara lirih seperti ketukan, teriakan, atau rintihan yang berasal dari bawah timbunan, memberikan harapan untuk menemukan korban yang masih hidup.

Percepat Proses Pencarian

Integrasi teknologi canggih ini secara menyeluruh dan berkelanjutan, terutama dalam skenario longsor di daerah pegunungan untuk mempercepat proses SAR. 

Kecepatan dalam menemukan korban adalah faktor penentu keselamatan utama dalam bencana longsor. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved