Wonosobo Hebat
Wonosobo Siapkan SDM Pertanian Modern Lewat Smart Farming dan AI Marketing
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Wonosobo meluncurkan program pelatihan inovatif yang memadukan pertanian cerdas (smart farming) dan pemasaran digital berbasis kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan pasar kerja modern dan mendorong keterlibatan generasi muda dalam sektor agribisnis yang semakin berbasis teknologi.
Sekretaris Disnakertrans Wonosobo, Firman Cahyadi mengungkapkan pelatihan ini merupakan bagian dari program Kementerian Ketenagakerjaan yang fokus pada pengembangan keterampilan berbasis teknologi dan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Baca juga: Respon Situasi Bangsa, Masjid Jami’ Wonosobo Gelar Istighosah Bersama Masyarakat
Program ini terdiri dari empat kejuruan, yang berfokus pada integrasi teknologi digital untuk mendukung pertanian dan pemasaran produk UMKM.
“Jadi ini merupakan kejuruan yang pertama kali kita laksanakan, model pelatihan baru disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja yang baru,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan pelatihan di Pendopo Bupati Wonosobo, Senin (8/9/2025).
Pelatihan selama 40 hari ini menerapkan sistem blended learning, yakni kombinasi pelatihan di kelas dan praktik langsung di industri.
“Walaupun ini blending ya, daring dan luring, setelah 20 hari pelatihan peserta akan on the job training di perusahaan-perusahaan. Jadi seluruhnya 40 hari pelatihan," jelas Firman.
Firman menyebut, rekrutmen peserta dilakukan secara terbuka, dengan informasi disebarluaskan melalui berbagai kanal media.
“Kita umumkan kepada masyarakat lewat media-media, kita seleksi. Jadi terbuka, siapapun yang berminat bisa mengikuti pelatihan," katanya
Firman menekankan pentingnya peran teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk kembali melihat pertanian sebagai sektor yang menjanjikan.
“Wonosobo kan sudah mendeklarasikan sebagai pusat kemajuan pertanian.
Sementara ironisnya anak-anak muda tidak mau berkecimpung di dunia pertanian.
Maka perlu teknologi pertanian yang ada perlu terus kita kembangkan,” jelasnya.
Konsep smart farming diharapkan menjadi pintu masuk bagi anak muda untuk berkarya dan berinovasi di sektor pertanian.
Lebih dari sekadar produksi, pelatihan ini juga membekali peserta dengan kemampuan pemasaran digital agar mampu menembus pasar yang lebih luas.
“Selama ini kita berhenti pada produk. Oleh karena itu kita memanfaatkan teknologi yang ada, media-media yang ada untuk menjadi alternatif pemasaran,” jelasnya.
Disnakertrans juga mendorong peserta pelatihan untuk menjadi pelaku usaha mandiri, bukan hanya pencari kerja.
“Kita ingin mereka menjadi pelaku usaha industri kreatif baru.
Baca juga: Stunting di Wonosobo Turun ke 23,9 Persen, Pemkab Perkuat Pencegahan dari Hulu
Insyaallah setelah ini kita akan tindak lanjut, mereka akan jadi startup di bidang pemasaran, di bidang pertanian, dan industri kreatif lain,” tambah Firman.
Selain pelatihan ini, Disnakertrans Wonosobo juga rutin menyelenggarakan pelatihan hard skill di Balai Latihan Kerja (BLK).
Mulai dari barista, pengolahan hasil pertanian, menjahit, hingga keterampilan teknis untuk pelaku industri kecil di Wonosobo. (ima)