Wonosobo Hebat
Wonosobo Tembus 2,2 Juta Wisatawan di 2025: Masih Perlu Genjot Lama Inap dan Wisata Malam
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Disparbud Kabupaten Wonosobo mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke daerah telah menembus angka 2,2 juta orang hingga September 2025.
Dari jumlah tersebut, 2.160 orang merupakan wisatawan mancanegara.
Capaian ini sekaligus menunjukkan potensi besar sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi lokal Kabupaten Wonosobo.
Baca juga: Pemkab Wonosobo Genjot Pariwisata Lewat Gerakan Bangga Bela Beli Wisata Lokal
Kepala Disparbud Kabupaten Wonosobo, Fahmi Hidayat mengungkapkan bahwa pariwisata menjadi bagian dari visi besar pembangunan daerah.
Dia menjelaskan, rata-rata lama tinggal (length of stay) wisatawan di Wonosobo saat ini berada di angka 1,53 hari.
"Rata-rata lama tinggal ini memang belum seperti yang kami harapkan," ucapnya, Minggu (5/10/2025).
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah menciptakan atraksi wisata malam hari atau night attraction yang menarik dan dapat memperpanjang masa inap wisatawan.
Fahmi tidak menutup mata bahwa tren kunjungan tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, seperti perlambatan ekonomi nasional dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Dia menyebut pula adanya dampak dari kebijakan Gubernur Jawa Barat yang membatasi perjalanan wisata dari daerah tersebut, yang selama ini menjadi salah satu kontributor kunjungan ke Wonosobo.
Dari sisi kontribusi ekonomi, sektor pariwisata Wonosobo telah menyumbang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dia menyebut, hingga pekan ketiga September 2025, pendapatan dari sektor ini telah mencapai 69 persen dari total target Rp8,9 miliar.
Baca juga: Pemkab Wonosobo dan RSUP dr Sardjito Perkuat Edukasi Penanganan Kanker Anak
Fahmi menyebut, capaian ini menjadi bukti bahwa strategi penguatan ekosistem wisata mulai menunjukkan hasil.
Dikatakannya, Dieng masih menjadi magnet utama bagi wisatawan.
“Kalau berdasarkan pertanyaan survei, riset, maupun percakapan di media sosial, jelas Dieng masih menjadi sesuatu yang sangat menarik dengan segala macam personanya,” kata Fahmi.
Namun dia menegaskan pentingnya diversifikasi destinasi agar Wonosobo tak hanya mengandalkan Dieng.
Untuk itu, atraksi lain seperti Festival Balon Udara terus dikembangkan.
“Tahun ini sudah ada dua peserta balon dari Brazil dan Kolombia."
"Tahun depan ada enam negara tambahan seperti Argentina, Prancis, Meksiko, dan El Salvador,” ungkapnya.
Salah satu momentum penting tahun ini adalah penetapan Dieng sebagai Geopark Nasional oleh Badan Geologi.
“Konsep Geopark itu memberikan peluang untuk mendapatkan manfaat ekonomi karena mengombinasikan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya,” jelas Fahmi.
Penetapan ini diharapkan memperkuat posisi Dieng di kancah wisata nasional dan internasional, serta memperluas jejaring kolaborasi antarwilayah, terutama dengan Kabupaten Banjarnegara sebagai bagian dari kawasan Geopark Dieng.
Baca juga: Tangani Stunting dari Hulu, Dinas PPKBPPPA Wonosobo Libatkan Remaja dan Calon Pengantin
Disparbud terus mendorong stakeholder wisata agar menghadirkan paket wisata tematik, atraksi malam, dan kolaborasi dengan pelaku usaha.
“Kami dorong bagaimana wisatawan bisa menginap dua malam."
"Misalnya datang sore, menginap, jelajah Dieng, dan menginap lagi untuk menikmati atraksi malam atau kuliner kota,” jelas Fahmi.
Selain itu, Kawasan Kalianget menjadi salah satu fokus pengembangan, dengan menghadirkan panggung kesenian di taman rekreasi dan pertunjukan lokal seperti jathilan.
Selain destinasi utama, potensi wisata berbasis desa juga menjadi perhatian.
Disparbud kini aktif mendorong peluncuran desa wisata baru, seperti di Desa Kwadungan yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.
“Peran dinas tidak sekadar menggali PAD, tapi mengarusutamakan agar wisata jadi nafas keseharian,” tegas Fahmi.
Dia menyoroti pentingnya infrastruktur dan informasi publik dalam mendukung konektivitas wisata.
Salah satu contohnya adalah memastikan akses jalan menuju Dieng tetap lancar di tengah proyek pembangunan atau perawatan jalan.
Menatap 2026, Wonosobo menyiapkan program pengembangan wisata minat khusus, termasuk live in desa, kuliner lokal, dan pengalaman budaya khas.
“Turis tinggal di desa, menikmati keseharian, kuliner, dan budaya lokal itu trennya mulai naik,” pungkas Fahmi. (*)