Wonosobo Hebat
7 Titik Irigasi di Wonosobo Direhabilitasi, Target Selesai Akhir Tahun 2025
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai pelaksanaan program Instruksi Presiden (Inpres) tahap III untuk peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi kewenangan daerah.
Kegiatan ini diawali dengan Sosialisasi Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Utama Kewenangan Daerah di BBWS Serayu Opak (Inpres Tahap III) di Pendopo Bupati Wonosobo, Selasa (4/11/2025).
Baca juga: Hujan Deras, Satu Rumah Rusak dan Listrik Padam Akibat Pohon Tumbang di Wonosobo
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Wonosobo, Nurudin Ardianto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
“Meskipun kewenangan irigasi ada di kabupaten, beberapa infrastruktur dikerjakan melalui program pusat lewat Instruksi Presiden,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan pekerjaan ini mungkin akan sedikit mengganggu aktivitas pertanian karena adanya perbaikan saluran irigasi.
“Selama pekerjaan berlangsung, masyarakat pengguna air diminta bersabar. Setelah selesai, infrastruktur akan beroperasi lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Kepala DPUPR menegaskan, keberhasilan program sangat ditentukan oleh kolaborasi semua pihak.
“Kita berharap masyarakat ikut menjaga dan mengelola jaringan irigasi agar manfaatnya berkelanjutan,” imbuhnya.
Sementara itu, PPK Irigasi dan Rawa I SNVT PJPA Serayu Opak, Jimmy Charles Roynald Ndun, menjelaskan, proyek ini merupakan bagian dari paket Inpres tahap III dengan nilai kontrak mencapai Rp61,9 miliar.
Pekerjaan tersebar di 30 daerah irigasi di dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan alokasi sekitar 17 persen (Rp9-10 miliar) untuk Kabupaten Wonosobo.
Di Wonosobo sendiri terdapat tujuh titik pekerjaan irigasi, mulai dari DI. Kulon Garung, DI. Kembang Kertek, DI. Karangsari Kalikajar, DI. Kemadu Selomerto, DI. Kudi Kalikajar, DI. Tengah, DI. Wunuli.
Proyek ini merupakan pekerjaan peningkatan, bukan pembangunan baru. Saluran tanah akan diperkuat menjadi pasangan beton untuk mengatasi kebocoran dan kerusakan di daerah kritis.
Pekerjaan direncanakan selesai pada 31 Desember 2025, dengan masa pelaksanaan 63 hari kalender dan masa pemeliharaan 180 hari.
Jimmy juga mengingatkan, masyarakat di sekitar lokasi akan terdampak oleh aktivitas alat berat dan mobilisasi material.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa, koramil, dan polsek agar pelaksanaan berjalan aman dan tertib,” jelasnya.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat dan dukungan dari anggota DPR RI.
Bupati Afif menggambarkan kondisi fiskal daerah yang masih terbatas, namun tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Negara sedang dalam situasi kesulitan fiskal. Tapi seperti orang tua kepada anaknya, seberat apa pun, kami tetap berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Ia menekankan bahwa pembangunan irigasi bukan hanya proyek fisik, tetapi menyangkut kesejahteraan petani.
“Dulu banyak petani rebutan air sampai berkelahi. Sekarang, dengan jaringan irigasi yang diperbaiki, mereka tidak lagi berebut. Air mengalir lancar, sawah bisa panen bersama,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Wonosobo Luncurkan Sekolah Ramah Anak, Cegah 3 Dosa Besar Pendidikan
Bupati juga berharap, pekerjaan ini menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya di sektor pertanian.
“Ketika irigasi baik, petani sejahtera. Ketika petani sejahtera, ekonomi Wonosobo bergerak,” tandasnya.
Program rehabilitasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik, tetapi juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi. (ima)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251104_Sosialisasi-Peningkatan-dan-Rehabilitasi-di-BBWS-Wonosobo_1.jpg)