Wonosobo Hebat
BLK Wonosobo Genjot Kompetensi Tenaga Kerja dengan Pelatihan Smart Farming dan Pariwisata
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Upaya peningkatan kompetensi tenaga kerja di Kabupaten Wonosobo kembali ditegaskan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo melalui beragam program pelatihan yang digelar sepanjang 2025.
Kepala UPTD BLK Wonosobo, Wahid Hasyim, menyebutkan bahwa tahun ini lembaganya memperkenalkan pelatihan berbasis teknologi, termasuk smart farming dengan materi automatic irrigation system.
Pelatihan smart farming tersebut menjadi salah satu yang baru dan diminati, terutama oleh kelompok muda.
“Pelatihannya dua hari teori, lalu dua hari praktik langsung mengoperasikan perangkat irigasi otomatis di tempat Pak Eko Mardiana, karena kita belum punya tempat di BLK,” ucap Wahid, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Program Bunda Pintar di 30 Desa Perkuat Literasi Digital Perempuan
Baca juga: Tangis Istri Pecah Saat Bambang Diborgol, Jadi Begal Demi Biaya Persalinan
Peserta tidak hanya belajar membuat instalasi, tetapi juga mengenal konfigurasi sensor dan perangkat IoT sederhana yang menjadi inti sistem pertanian cerdas.
Selain smart farming, BLK Wonosobo tetap membuka pelatihan yang sudah lama berjalan seperti kelistrikan, menjahit, operator komputer, barista, perhotelan dasar, digital marketing, hingga pembuatan konten media sosial. Dengan pola pembiayaan dari pemerintah, masyarakat bisa mengikuti program tersebut tanpa biaya.
“Tahun ini kami mendapatkan kuota 11 paket dari APBN. Sebagiannya sudah berjalan dan semuanya gratis untuk peserta,” jelas Wahid.
Selain pelatihan reguler, BLK juga bekerja sama dengan pihak luar seperti sekolah-sekolah dan lembaga sosial, termasuk Baznas dan sejumlah SMA/SMK di Wonosobo.
Menurut Wahid, permintaan dari sekolah khususnya SMA memang menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun BLK tetap membuka peluang kolaborasi agar siswa yang tidak melanjutkan kuliah tetap mendapatkan bekal keterampilan.
BLK Wonosobo mulai mengarahkan sebagian pelatihannya untuk menunjang visi daerah sebagai kabupaten wisata sesuai visi misi pusat agrobisnis dan pariwisata terkemuka.
Beberapa program tahun ini, seperti digital marketing dan konten kreatif, disesuaikan untuk membantu pengelola homestay serta pelaku industri pariwisata di kawasan dataran tinggi Dieng.
Melalui kerja sama dengan Indonesia Hospitality Association (IHA) dan forum FKLPI, peserta pelatihan diajak mengenal profil homestay, kebutuhan pelayanan tamu, hingga dasar-dasar promosi digital.
“Saat uji kompetensi, anak-anak kami minta melakukan profiling homestay anggota IHA. Hasilnya cukup membantu pemilik homestay,” kata Wahid.
Ia menambahkan, kebutuhan tenaga kerja sektor hospitality di Wonosobo masih tinggi, sehingga BLK menyiapkan usulan program baru untuk tahun mendatang.
Bahkan, gedung lama BLK sempat direncanakan menjadi area praktik hotel sebelum pandemi menghambat rencana tersebut dan kini dipakai sementara untuk Sekolah Rakyat.
Wahid menegaskan bahwa pelatihan yang benar-benar ditujukan untuk peningkatan kompetensi tidak dapat dilakukan singkat.
“Ada lembaga yang melakukan pelatihan tiga hari, itu lebih mirip sosialisasi. Di BLK, pelatihan umumnya 18 sampai 23 hari agar peserta benar-benar menguasai materi,” ujarnya.
Setiap program memiliki uji kompetensi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Peserta yang lulus akan menerima sertifikat pelatihan dan, pada beberapa program, sertifikat kompetensi.
BLK juga memberi kesempatan hingga tiga kali ulang jika peserta belum memenuhi standar pada uji pertama. Target kelulusan setiap kelas berada di angka 90 persen.
Masyarakat dapat mengajukan jenis pelatihan yang dibutuhkan melalui kanal resmi BLK atau media sosial. Setelah pengajuan masuk, BLK melakukan seleksi peserta sesuai kuota dan standar program.
“Selama itu masuk dalam kerangka program pemerintah dan tersedia anggarannya, masyarakat bisa mengajukan jenis pelatihan tertentu. Kami umumkan melalui Instagram dan pendaftaran dilakukan terbuka,” tutur Wahid.
Selain pelatihan, BLK Wonosobo memiliki bidang penempatan kerja yang bertugas menghubungkan lulusan dengan industri.
Meski tidak semua peserta terserap langsung, Wahid menyebutkan bahwa pelatihan yang diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan sektor-sektor prioritas di Wonosobo, mulai dari pertanian cerdas hingga pariwisata. (ima)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251120_BLK-WONOSOBO-Penampakan-smart-green-house.jpg)