Tak Lagi Berangkatkan KA, Stasiun Jebres Jadi Kawasan Wisata Bersejarah
Akan ada diorama sejarah perkeretaapian dan ada museum mini tulisan
Penulis: galih permadi | Editor: agung yulianto
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Mulai 1 Februari 2014, Stasiun Jebres Solo tidak melayani pemberangkatan kereta api. Semua kereta api yang semula berangkat dari Stasiun Jebres kemudian dialihkan ke Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Purwosari.
Stasiun Jebres yang didirikan oleh Staatsspoorwegen tahun 1884, terletak di daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta itu dijadikan sebagai Stasiun Heritage (warisan budaya). Terletak di Purwodiningratan, Jebres, Solo di bawah manajemen PT KAI Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta.
Kepala Stasiun Jebres, Dian Kristian menyatakan, Stasiun Jebres akan dijadikan kawasan stasiun sejarah mulai 1 Februari 2014. Hal itu juga berkaitan dengan penataan stasiun di Solo. Keberangkatan kereta bisnis dan eksekutif dialihkan ke Stasiun Solo Balapan. Sedangkan kereta ekonomi dialihkan ke Stasiun Purwosari.
"Dua kereta ekonomi yakni Bengawan tujuan Tanjung Priok dan Kalijaga tujuan Semarang yang biasanya berangkat dari Jebres, per 1 Februari diberangkatkan dari Stasiun Purwosari. Namun stasiun Jebres tetap melayani naik turun penumpang,” kata Dian Kristian, kemarin.
Sebagai kawasan stasiun bersejarah maka kondisi bangunan asli Stasiun Jebres akan dikembalikan sebagaimana bangunan semula yang dibangun tahun 1884. “Kami akan menciptakan suasana stasiun seperti awal mulanya. Sehingga beberapa bangunan baru akan dirobohkan,” ujarnya.
Pelayanan naik turun penumpang masih dilayani. Namun sebagai stasiun wisata sejarah, akan dibuat konsep sedemikian rupa sehingga bangunan awal bersejarah itu akan menonjol.
“Konsepnya nanti akan seperti Lawang Sewu Semarang. Akan ada diorama sejarah perkeretaapian dan ada museum mini tulisan dan foto-foto sejarah tentang perkeretaapian di Indonesia termasuk Stasiun Jebres,” terangnya.
Dian mengatakan, untuk menarik wisatawan, ada wacana pemberangkatan kereta api wisata Jaladra dari Stasiun Jebres. Kereta Jaladara ini adalah kereta tua menggunakan tenaga penggerak berbahan bakar kayu.
“Selain bangunan sejarah, wisatawan nantinya juga bisa menikmati perjalanan menggunakan kereta sejarah,” ujarnya. Konsep stasiun sejarah, akan dikorelasikan dengan Pasar Jebres yang berkonsep pasar tradisional. Dulu pasar Ledoksari dan Jebres ada erat kaitannya dengan stasiun Jebres.
“Wisatawan turun di Jebres bisa lihat suasana bangunan tua. Lalu bisa beli jajanan khas Solo atau souvenir di pasar atau toko sekitar stasiun. Nantinya baik stasiun atau pasar kondisinya akan dikembalikan seperti jaman dulu. Tapi pasar Ledoksari nanti pemkot yang mengelola konsepnya. Kalau pihak kami hanya mengatur konsep stasiun sejarahnya,” ujarnya. (gpe)