Kepala Desa Ini Selfie dengan Uang Ratusan Juta Rupiah, Warga pun Marah
Warga Kepulauan Meranti, gempar. Sebuah foto selfie di media sosial Facebook beredar.
TRIBUNJATENG.COM, SELATPANJANG - Warga Kepulauan Meranti, gempar. Sebuah foto selfie di media sosial Facebook beredar. Di foto itu, Edi Gunawan, Kepala Desa (Kades) Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, selfie dengan uang ratusan juta rupiah yang diduga uang anggaran dana desa (ADD).
Respon warga pun langsung bermunculan. Foto yang dipostingnya itu pun mendapat kecaman dan cemoohan warga Desa Lukit dan warga Kabupaten Kepulauan Meranti. Setelah banyak yang memprotes, akhirnya menghapus foto tersebut.
Sejumlah masyarakat pun menduga jika uang dalam foto tersebut adalah uang Anggaran Dana Desa (ADD). Agar terkesan menarik, oknum kades tersebut juga menyusun tumpukan uang tersebut diatas kepalanya dan sebagian lagi ditumpuk di atas dadanya.
"Uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp50 ribu itu terlihat masih baru-baru dan masih ada pita dari Bank. Tidak etis jika dia berfoto dengan uang ADD. Itu sama saja membakar hati masyarakat," ujar Gunawan, seorang warga Pulau Merbau.
Ketika dikonfirmasi, pada Senin (10/8/2015) melalui selulernya, Edi Gunawan, Kepala Desa Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti membantah jika uang yang ada dalam foto selfienya di media sosial beberapa waktu lalu merupakan ADD. Namun Edi tidak menampik jika foto yang diposting di facebook adalah fotonya.
Edi menjelaskan, jika uang yang ada dalam foto selfienya tersebut merupakan uang ganti rugi kebun sagu warga desanya. Edi mengaku mendapat amanah dari 13 warga desanya untuk memasukan uang sebesar Rp170 juta ke masing-masing rekening warganya.
"Saat itu 13 warga saya menerima ganti rugi atas kebun sagu mereka dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hutan industri. Nah, mereka minta tolong agar uang tersebut dimasukan ke rekening mereka," ujarnya.
Pada saat itu, ia bersama dua orang temannya, Untung dan Faisal berangkat ke Selatpanjang dan beristirahat di sebuah hotel. Paginya, sepulang dari membeli sarapan, saat masuk ke kamar hotel, Edi mendapati kedua rekannya sedang foto-foto bersama uang tersebut.
"Pada saat itu, suasana hati saya sedang senang karena telah berhasil memperjuangkan warga desa untuk mendapatkan uang ganti rugi dari perusahaan. Karena terbawa suasana saat itu, saya jadi ikut-ikutan foto dengan uang itu,"ujar Edi.
Edi juga tidak menyangka jika fotonya tersebut masih disimpan oleh rekan-rekannya. Bahkan sebagian masyarakat menyebarluaskan fotonya tersebut.
Seorang warga Desa Lukit, H Suhaini membenarkan jika ia dan 12 warga lainnya pernah menitipkan uang ganti rugi kebun sagu kepada Edi sebesar Rp170 juta. Namun ia tidak mengetahui jika uang yang ada dalam foto tersebut adalah milik warga Desa yang dititipkan atau uang lain.
"Semua uang kan sama gambarnya, cuman nomor serinya saja yang bebeda. Saya memang pernah menitipkan uang sebesar Rp10 juta untuk dimasukan ke rekening saya pada 2013 lalu," ujarnya. (*)