Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hanif Dhakiri Klaim Angka Pengangguran di Tahun 2017 Menurun, Tapi . . .

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengklaim angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2016 menurun

Penulis: rival al manaf | Editor: muslimah
Tribun Jateng/rival al manaf
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengklaim angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2016 menurun. Hal itu disampaikan usai memberikan orasi ilmiah dalam kegiatan wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran di Pendopo Kabupaten Demak, Senin (9/1/2017). 

Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengklaim angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2016 menurun.

Hal itu disampaikan usai memberikan orasi ilmiah dalam kegiatan wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran di Pendopo Kabupaten Demak, Senin (9/1/2017).

Ia menjelaskan, tiga permasalahan utama Indonesia yakni kemiskinan, ketimpangan sosial dan pengangguran mengalami penurunan. "Kemiskinan dari 11,1 persen jadi 10,8 ketimpangan sosial dari 0,41jadi 0,39, dan pengangguran turun dari 5,6 persen jadi 5,18 dari total seluruh penduduk di Indonesia," jelas Hanif.

Meski demikian pria yang sering terlihat mengenakan setelan kemeja putih dan celana panjang hitam itu mengungkapkan penurunan angka tersebut memang belum memenuhi target.

Ia menjelaskan, salah satu penghambatnya penurunan angka pengangguran adalah kesenjangan kompetensi yang dimiliki para pencari kerja.

"60 persen pencari kerja lulusan SD SMP, bekal mereka di dunia kerja apa? Oleh karena itu target kami adalah membuat masyarakat semakin memiliki akses untuk mendekatkan dengan pendidikan vokasi," paparnya.

Pendidikan vokasi dinilainya menjadi solusi dari pendidikan formal yang dinilai belum nyambung dengan permintaan pasar kerja. Hal itu bisa dilihat dari jumlah guru pengampu mapel Agama atau Kewarganegaraan atau yang biasa disebut dengan guru normatif di level SMK.

"Problem terbesar kita adalah missmatch, banyak program yang tidak nyambung. 70 persen guru di SMK adalah guru normatif dan adaptif, seharusnya mayoritas di sekolah kejuruan adalah guru vokatif," bebernya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved