Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KESAKSIAN SISWA: Keseharian Murid Pembunuh Guru Yang Dijuluki Pendekar oleh Teman-temannya

AM, salah satu teman sekelas pelaku mengatakan, pelaku belajar ilmu bela diri sejak masih duduk di bangku SMP.

Instagram
Instagram Bocah cekik gurunya hingga tewas 

TRIBUNJATENG.COM, SAMPANG  - Keluarga besar SMA 1 Torjun (SMATor), Kabupaten Sampang, berduka. Guru tidak tetap (GTT) bidang seni rupa, Ahmad Budi Cahyono (26), meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (1/2) sekira pukul 21.40.

Meninggalnya Budi, warga Desea Jrengik, Kecamatan Jrengik, Sampang, lantaran diduga pembuluh otak di leher belakang pecah, setelah siang harinya dianiaya siswa kelas XI, berinisial MHL, di teras depan kelas.

Sementara MHL menyerahkan diri ke Polres Sampang, Kamis pukul 24.00. Sebelumnya polisi mendatangi rumah pelaku, di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, namun pelaku tidak ada dan diduga bersembunyi.

Baca: Usai Salat, Guru Budi Bersandar di Dinding. Saat Itulah Istri Tahu Ada yang Aneh. . .

Esok harinya, Jumat (2/2), jenazah korban dikubur di pemakaman umum. Ribuan pelayat ikut mengantar dari rumah duka ke kuburan. Di antaranya guru dan siswa se Sampang dan warga sekitar.

Dalam penguburan itu hadir Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman.

Dalam sambutannya, Saiful Rachman menyayangkan peristiwa seorang siswa menganiaya guru sendiri, hingga menyebabkan meninggal dunia.

Ia berharap, kejadian seperti ini merupakan yang pertama dan yang terakhir di dunia pendidikan.

Setelah pemakaman, kemarin sore seluruh guru honorer di Sumenep yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Sumenep (FHK-2 Sumenep) dan guru honorer di Sampang, melakukan salat gaib di masjid Jamik, sebagai tanda solidaritas dan bela sungkawa meninggalnya seorang guru yang dianiaya siswanya.

Menurut sumber di lokasi kejadian, korban saat itu mengisi pelajaran pada jam terakhir, sekira pukul 13.00. Korban sedang memberikan materi pelajaran melukis untuk kelas XI dengan cara berkelompok di teras depan kelas, termasuk MHL.

Namun ketika pelajaran itu berlangsung dan siswa konsentrasi melukis, pelaku malah asyik mengganggu teman-teman dan kelompok lain.

Melihat tindakan pelaku, korban menegur dan meminta kembali ke tempatnya mengerjakan tugas yang diberikan.

Tapi pelaku tetap mengganggu, sehingga korban memperingatkan. Jika pelaku masih tetap mengganggu temannya, maka wajah pelaku akan diolesi cat lukis.

Karena masih tetap mengganggu, lalu korban mendekati pelaku dan memoleskan kuas ke wajahnya.

“Saya kan sudah peringatkan kamu dari tadi berulang-ulang jangan mengganggu. Tapi kamu masih saja tidak mendengarkan, malah kian menjadi,” ujar korban, seperti yang ditirukan seorang siswa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved