Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Khudori dan Nurrudin Ngontel dari Kebumen ke Tanah Suci untuk Berhaji, Ini Tanggapan Kemenag

Kisah dua warga Kebumen, Khudori dan Nurrudin naik haji bersepeda membuat takjub banyak orang

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
tribunjateng/khoirul muzaki
Kisah dua pria asal Kebumen, Khudori dan Nurrudin yang berangkat haji dengan naik sepeda ontel menyedot perhatian masyarakat. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Kisah dua warga Kebumen, Khudori dan Nurrudin naik haji bersepeda membuat takjub banyak orang.

Tetapi tidak jarang juga orang yang menyangsikan keberhasilan mereka mencapai tanah suci karena perjalanan yang ditempuh cukup berat.

Tetapi dua orang ini ternyata bukan hanya berbekal nekat. Mereka telah mempersiapkan perjalanan mereka jauh hari, termasuk mengurus dokumen keimigrasian di kantor imigrasi Cilacap.

Pihak kantor imigrasi tak mengetahui keduanya bakal ngontel untuk mencapai tanah suci, sebab keduanya tak memberitahukannya kepada petugas.

Kabar keberangkatan calon jamaah haji ngontel ke tanah suci ini ternyata sudah sampai di Kantor Wilayah Kementerian Agama Kebumen.

Sayang, kabar itu datang saat keduanya telah berangkat meninggalkan Kebumen.

Rupanya keberangkatan mereka naik haji tanpa sepengetahuan Kanwil Kemenag Kebumen.

Kepala Seksi Haji Kemenag Kebumen, Darsun melalui Seksi Perencanaan, Tauhid Alamsyah menyebut, mereka berangkat haji mandiri, atau tidak melalui jalur Kemenag.

Karena itu pihaknya tak mengetahui kapan kedua orang ini berangkat ke tanah suci, serta teknis keberangkatan mereka menggunakan sepeda ontel.

Nama dua orang itu disinyalir tidak teregister di Kemenag karena tidak muncul saat dicek di data resmi calon jamaah haji.

"Di dokumen Kemenag tidak ada," kata Alamsyah

Khudori dan Nurrudin ternyata sudah berpengalaman menempuh perjalanan jauh menggunakan sepeda ontel. Mereka kerap bertandang ke luar kabupaten atau provinsi dengan mengayuh sepeda.

Tetapi perjalanan mereka itu bukan sekadar penyaluran hobi layaknya Goweser. Mereka punya misi khusus di setiap perjalanannya, di antaranya berziarah ke makam tokoh-tokoh penting di berbagai daerah.

Sepeda mereka juga bukan sepeda modern yang didesain khusus untuk memudahkan pengendaranya menaklukkan setiap perjalanan. Melainkan sepeda butut yang telah berkarat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved